Dehidrasi adalah keadaan dimana cairan atau air dalam tubuh seseorang tidak seimbang karena pengeluaran air yang lebih banyak daripada pemasukan. Dehidrasi memang bukan suatu penyakit, tetapi tidak boleh dianggap sepele karena efeknya bisa sampai menimbulkan kematian.

Apakah si kecil bisa terkena dehidrasi? Jawabannya, bisa. Dehidrasi bisa terjadi pada segala usia, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Tetapi Bunda harus lebih ekstra hati-hati bila si kecil mengalami dehidrasi. Ini karena anak-anak memiliki metabolisme yang lebih tinggi sehingga tubuhnya memerlukan lebih banyak air dibanding orang dewasa. Bila kekurangan cairan tentunya penyakit dan infeksi bisa menyerangnya.

Penyakit akibat dehidrasi biasanya diawali dari adanya kerusakan pada organ-organ tubuh. Dehidrasi yang dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan kram otot, merusak ginjal dan juga otak. Selain itu dehidrasi bisa menurunkan berat badan yang berujung pada penurunan kesadaran, koma, bahkan kematian.

Untuk mengantisipasi dampak yang lebih berat, Bunda perlu tahu tanda-tanda terjadinya dehidrasi. Biasanya seseorang yang mengalami dehidrasi akan sering merasa haus bahkan terasa tiada habisnya. Diikuti dengan mulut kering, tubuh terasa lemas, kencing yang berwarna pekat, dan berkeringat. Bila Bunda tidak segera menambah cairan bisa terjadi debaran pada dada yang memicu turunnya tekanan darah. Akibatnya Bunda akan merasa pusing. Pada anak-anak, ia akan menjadi sangat rewel dan lemas.

Penyebab dehidrasi beragam, bisa karena kurang minum, diare, muntah, atau terlalu berkeringat saat latihan. Maka dari itu disarankan minum tidak hanya pada saat haus datang saja, tetapi minumlah sesering mungkin minimal delapan gelas sehari. Untuk Bunda yang sibuk bekerja di kantor, selalu sediakan air minum di meja kerja Bunda.

Tips:

- Kurangi pemicu dehidrasi, seperti mengonsumsi kafein berlebihan yang membuat Bunda ingin selalu berkemih