SITE STATUS
Jumlah Member :
253.413 member
user online :
2115 member
pageview's per day :
Over 100.000(!) page views
Kalkulator kesuburan
Masukan tanggal hari pertama bunda mengalami menstruasi

berita



Apakah Vaksinasi mengandung resiko?

(Posted:2007-05-10 14:42:53)

Pertanyaan di atas dapat langsung dijawab dengan kata ‘ya’. Seperti halnya sebuah tindakan, selalu ada manfaat dan risiko yang terkandung di dalamnya. Namun, untuk vaksinasi atau imunisasi, terutama bagi bayi dan balita, lebih banyak manfaat yang bisa diperoleh ketimbang risikonya. Demikian hal ini disampaikan oleh Dr. William Sears dalam bukunya The Baby Book dan Dr. Karen Sadler, MD, dalam tulisannya tentang risiko imunisasi di situs Babyzone.com.

Menurut Dr. Sears, hampir semua vaksin memiliki perbandingan antara risiko dan manfaat yang rendah, artinya bahwa risikonya lebih kecil ketimbang manfaat yang diberikan. Contohnya, daripada tidak diimunisasi polio misalnya, maka risikonya akan lebih berat karena terancam terkena penyakit polio yang membuat anak akan lumpuh.

Jadi, jenis-jenis vaksin yang harus diterima bayi dan balita sesuai jadwal imunisasi, hanya sedikit risikonya. Keuntungannya dalam mencegah penyakit, termasuk yang berpotensi menimbulkan kematian, jauh lebih besar ketimbang risiko kecil dari imunisasi.  

Tentu saja, sebelum melakukan imunisasi, menurut Dr. Sadler, orangtua perlu menyadari bahwa tetap ada risiko yang mungkin diperoleh, yaitu:

  • Imunitas tak lantas berkembang seperti halnya respons yang diharapkan setelah terjadi vaksinasi. Pada kasus ini, anak tetap tidak terlindungi, meskipun telah diberi vaksin.  
  • Infeksi akibat vaksin yang dilemahkan tidak dapat dikendalikan. Hal ini baru akan menjadi masalah jika virus hidup diberikan ketika imunisasi (polio, campak, mumps, rubella, and varicella). Umumnya, yang terkena adalah orang-orang yang sistem imunnya mengalami kegagalan untuk mengendalikan infeksi akibat virus yang dilemahkan. Namun, kasus ini jarang terjadi pada sistem imun bayi.  
  • Terjadi reaksi terbalik sebagai respons dari vaksinasi. Dalam hal ini, tubuh beraksi sebaliknya terhadap vaksin atau salah satu komponennya. Hal ini mungkin saja terjadi bila bayi dan balita yang mengalami vaksinasi memiliki alergi terhadap zat antibiotik, zat lain yang tertinggal dari vaksinasi, atau alasan lain yang belum diketahui.
Namun, walaupun ketiga risiko ini sepertinya sangat menakutkan, Dr. Sadler menekankan bahwa semuanya sangat jarang terjadi. Seperti halnya Dr. Sears, ia setuju bahwa risiko dari penyakit itu sendiri jauh lebih besar ketimbang risiko vaksin. Jadi, jangan ragu-ragu membawa anak Anda melakukan imunisasi, apalagi bila telah dianjurkan pemerintah. Bila Anda memiliki banyak pertanyaan dan pertimbangan, sebaiknya tanyakan langsung pada dokter sebelum anak divaksinasi. Di Amerika Serikat, sakit atau cedera yang diderita seorang anak setelah ia mengalami imunisasi dapat diperhitungkan dengan adanya The National Vaccine Injury Compensation Program yang dibuat berdasarkan National Childhood Vaccine Injury Act pada tahun 1988.
berita lainnya :

Tolong beritahu kami apa pendapat Anda tentang artikel ini


Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman