SITE STATUS
Jumlah Member :
253.413 member
user online :
2415 member
pageview's per day :
Over 100.000(!) page views
Kalkulator kesuburan
Masukan tanggal hari pertama bunda mengalami menstruasi

berita



Pengaruh Emosi Terhadap Kekebalan Tubuh

(Posted:2007-05-24 11:41:19)

Percayakah Anda bahwa seulas senyum dapat membuat kondisi hidup Anda jauh lebih fit daripada biasanya? Fakta terbaru mengatakan, perilaku emosional ikut memengaruhi kekuatan dan kecepatan respons sistem kekebalan tubuh manusia. Kalau emosi kita dikelola dengan baik, maka sistem imun ikut meningkat. Sebaliknya, bila pengelolaan emosi buruk, maka daya tahan tubuh pun turun menurun.

Contoh berikut ini mungkin saja terjadi dalam hidup Anda. Misalnya, Anda sering jengkel pada rekan sekerja atau pada suami, namun tak pernah mengungkapkannya secara terbuka. Boleh jadi, selama ini Anda terbiasa memendam rasa kesal karena enggan berargumentasi atau membuang energi untuk bertengkar. Atau, Anda termasuk orang yang menyukai harmoni, kendati di dalam hati sebenarnya Anda ingin sekali meluapkan rasa marah. Menurut Dr. Candace Pert, penulis buku Molecules of Emotion: Why You Feel the Way You Feel, emosi yang tertahan berakibat penumpukan beban kerja bagi sistem kekebalan tubuh. Sebab, emosi ‘beracun’ tersebut pada akhirnya mampu memproduksi zat-zat kimia dan hormon beracun yang dapat mengganggu kelancaran proses biokimia di seluruh tubuh. Jadi, menyimpan dendam dan emosi negatif bisa berakibat buruk terhadap kesehatan fisik Anda. Sebaiknya, unek-unek di dalam hati disampaikan saja, tentu dengan cara-cara yang baik yang tak akan memicu pertengkaran. Sebab, bertengkar dengan hebat juga tidak baik bagi kesehatan. Selain itu, Anda disarankan untuk selalu berpikiran positif. Banyak ahli setuju bahwa berpikiran positif akan membantu manusia meningkatkan kekebalan tubuh. Memang sih, menjalani hidup dengan hati lapang tentu akan lebih menyenangkan ketimbang menyimpan ganjalan. Penelitian menyebutkan pula bahwa karakteristik sel-sel pembasmi penyakit milik orang-orang yang positif, cenderung lebih kuat dan agresif ketimbang mereka yang selalu berpikiran negatif. Karena itu, ekspresikan emosi Anda dengan jujur dan jangan berusaha menutupinya. Emosi negatif lainnya adalah stres. Stres yang berkepanjangan dapat berisiko kekacauan emosi dan mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh. Mengapa begitu? Hipotalamus, pusat stres di otak, berperan menerima semua rangsangan yang masuk dari lingkungan sekitar serta dari bagian lain dalam otak dan sistem kekebalan tubuh. Sinyal yang diterima oleh hipotalamus memicu diproduksinya hormon antistres, yaitu kortisol. Kortisol berfungsi meredakan peradangan, meskipun sebenarnya peradangan adalah reaksi normal yang terjadi apabila ada zat asing memasuki tubuh. Problemnya, hipotalamus tak dapat membedakan stres yang disebabkan emosi dengan stres yang terjadi akibat aktivitas fisik. Jadi, bila Anda sering mengalami stres, makin banyak hormon kortisol yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh bekerja lebih keras. Jika tubuh terlalu sering mengeluarkan hormon antistres, di kemudian hari saat tubuh betul-betul dimasuki penyakit, sistem kekebalan tubuh akan melemah karena penyakit sudah kebal terhadap ‘serangan’ antibodi. Studi juga menyebutkan, kortisol menghambat produksi interferon, sejenis zat antivirus alami dan menghambat pula proses produksi antibodi. Sebaliknya dengan emosi yang bersifat negatif, emosi yang positif dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Contohnya adalah sikap optimistis. Apa yang dimaksud dengan sikap ini? Sikap ini bisa direpresentasikan ketika kita melihat sebuah gelas setengah terisi. Mana yang terlintas dalam pikiran Anda, separuh penuh, atau separuh kosong? Sebuah penelitian terhadap para mahasiswa jurusan Hukum di UCLA, Amerika Serikat menyatakan, sikap optimistis memengaruhi ketahanan tubuh terhadap penyakit. Seluruh mahasiswa baru diteliti dan hasilnya menunjukkan bahwa kekebalan tubuh dan sel pembasmi penyakit, berubah kadarnya pada saat pertengahan semester. Mahasiswa yang menunjukkan sikap optimistis dan antusias terhadap masa depannya, memiliki kadar zat kekebalan yang lebih tinggi daripada mereka yang selalu berpikiran pesimistis dan tidak memiliki tujuan hidup yang jelas. Penelitian modern juga mengungkapkan bahwa emosi positif yang lain seperti tertawa, berakibat langsung terhadap peningkatan fungsi sistem kekebalan tubuh. Tertawa pada dasarnya adalah olahraga ringan yang bermanfaat menurunkan tekanan darah serta melancarkan saluran pernafasan dan sirkulasi zat dalam tubuh. Tertawa juga akan meningkatkan jumlah sel-sel pembasmi penyakit dalam tubuh, dan sekalipun senyum pada bibir Anda sudah hilang, kandungan sel-sel pembasmi ini tetap tinggi hingga beberapa saat lamanya. Bahkan ada pepatah menyebutkan, “a good laugh a day, keeps the doctor away.”
berita lainnya :

Tolong beritahu kami apa pendapat Anda tentang artikel ini


Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman