Mendekati bulan ramadhan biasanya jumlah permintaan daging sapi meningkat dua kali lipat. Menjelang bulan puasa 2016 ini daging sapi lokal segar dipasaran harganya masih diatas Rp. 100.000 per kg. Pemerintah ingin meringankan beban masyarakat menjelang puasa dan Idul Fitri, salah satu cara yang dilakukan adalah menekan harga bahan pangan terutama harga daging sapi. 

Pemerintah memutuskan untuk membuka impor daging sapi terkait dengan permintaan Presiden Joko Widodo bahwa harga daging sapi lokal harus turun menjadi Rp. 80.000 per kg. Ada 2 jenis daging sapi yang beredar di pasaran, yaitu, daging sapi lokal dan daging sapi impor. Bunda dibuat bingung, apa bedanya daging sapi lokal dengan daging sapi impor? Berikut penjelasannya :

- Daging sapi lokal harganya memang lebih mahal dibandingkan daging sapi impor karena kualitas dagingnya lebih segar dan sapi bisa dipotong di RPH (Rumah Potong hewan) manapun. Daging sapi impor dipotong di RPH khusus yang sudah di audit dan disertifikasi dari eksportir sapi dan pengiriman dagingnya dalam bentuk beku.

- Daging lokal lebih mahal karena ketersediaan pasokan sapinya yang terbatas. Sedangkan daging sapi impor harganya lebih murah karena pasokkan daging sapinya lebih banyak.

- Mengenai tekstur daging, daging sapi impor memang lebih empuk ketimbang daging sapi lokal. Daging sapi impor memiliki lemak lebih banyak dibandingkan dengan daging sapi lokal

Meskipun dalam keadaan beku bukan berarti daging impor tidak bagus. Daging impor yang masuk ke Indonesia pasti sudah melewati beberapa tahap pemeriksaan oleh pemerintah. Begitu juga dengan daging sapi lokal, tidak semua daging sapi lokal bagus, karena ada saja yang melakukan kecurangan penggemukan sapi dengan cara di gelonggong. Maka itu, Kita harus pintar-pintar dalam memilih daging sapi.