|
|
Bayi
Amankah salep cinolon untuk bayi usia 2 bulan 13 Dec 2017, 2:14
Dari : Eko Piryanto
|
Jawaban
Hi Bunda, Kami, dari Tim Helpdesk akan mencoba membantu menjawab pertanyaan Bunda dengan memberikan link kasus maupun artikel yang serupa dengan keluhan Bunda. Untuk kasus-kasus yang berhubungan dengan kegawatdaruratan (Emergensi) ataupun menyangkut keluhan fisik lain yang harus segera diobati, kami menyarankan untuk segera menghubungi dokter Anda.
Kutipan dari artikel yang berjudul " Cegah Ruam Popok Menyerang si Kecil! " :Sebagian besar Bunda khususnya yang tinggal di Ibu Kota lebih memilih popok modern daripada popok kain tradisional. Tentu saja hal ini karena nilai praktisnya. Bunda tak perlu lagi kuatir celananya basah terutama saat bepergian. Tapi tahukah Bunda, si kecil bisa terkena ruam popok bila pemakaiannya tidak tepat. Ini berlaku untuk popok modern mau pun tradisional.
Ruam popok adalah peradangan kulit yang terjadi pada area kulit yang terkena popok. Peradangan yang muncul berbentuk bintik-bintik merah dan terasa sangat gatal. Tidak heran bila bayi menjadi sangat rewel. Bunda harus segera mengatasinya untuk mencegah timbulnya pelebaran ruam sampai lipatan paha, perut hingga kemaluannya. Umumnya ruam popok menyerang bayi usia 9-12 bulan dan bayi yang senang tidur berjam-jam. Popok Lembab Bayi yang senang tidur lama sebenarnya tidak ada masalah. Tetapi masalahnya bila popoknya basah berkali-kali dan membuatnya lembab. Karena penyebab ruam popok yang paling utama adalah popok yang lembab. Popok yang lama terkena air seni dan tinja bisa menimbulkan iritasi pada kulit. Bila Bunda tak segera membersihkannya, bakteri dan jamur akan tumbuh.
Selain karena lembab ada juga bayi yang memang alergi terhadap popok sekali pakai. Lebih baik gunakan popok tradisional dengan resiko Bunda harus lebih sering menggantinya bila bayi buang air kecil atau besar. Penggunaan produk bayi yang mengandung parfum juga bisa meningkatkan resiko terkena ruam popok termasuk juga deterjen untuk mencuci pakaiannya. Disarankan menggunakan diapers tanpa pewangi. Bila bayi Bunda tidak pernah mengalami ruam popok Bunda patut bersyukur. Tetapi alangkah baiknya bila Bunda juga melakukan upaya pencegahan, seperti : • Ganti popok sesering mungkin. Bila si kecil buang air besar, jangan menunda-nunda untuk segera menggantinya. • Minimalisasikan penggunaan tissue basah untuk membersihkan area popoknya. Air bersih adalah pilihan terbaik. • Hindari menggesek kulit bayi walau pun dengan handuk lembut. Sebaiknya tepuk-tepuk dan angin-anginkan saja pantat si kecil untuk mengeringkannya. • Beri sirkulasi udara untuk area kulitnya yang terkena popok dengan cara menggunakan popok kain, khususnya pada waktu tidur. • jangan mengikat atau merekatkan popok terlalu kencang. Perhatian : - Bila ruam tidak hilang lebih dari 3 hari konsultasikan segera ke dokter, terutama bila timbul demam dan tidak nafsu makan. - Jangan mengolesi ruam (bintik-bintik merah) dengan lotion atau baby oil. Gunakan salep anti jamur yang mengandung Zinc di bawah pengawasan dokter.
Berikut ini jawaban Bidan pada kasus serupa yang pernah di tanyakan oleh Bunda " Rani Sapoetra " dengan judul pertanyaan "muka bayi merah dan kasar " pada Tanya Bidan:bu bidan saya mau tanya wajah anak saya pada bintik-bintik merah dan kasar dan ada yg mengelupas itu kenapa ya bu bidan kata orang sini sih karna kena asi apa benar asi bisa menyebabkan seperti itu dan jika benar apa ada obat buat menyembuhkannya mohon bantuannya terima kasih Bidan menjawab Dear bunda Rani Sapoetra, Sepertinya ananda menderita dermatitis atopi yaitu suatu kelainan kulit berupa ruam yang terlihat kering, kasar, merah, dan melepuh. Hal ini bukan karena terkena ASI, tetapi dipicu dari alergen yang ada pada makanan bunda ( pada ASI eksklusif ). Alergi cendrung diturunkan. Untuk mengatasi keluhan, disarankan untuk menjaga kulit ananda tidak terlalu kering dengan memandikannya secara teratur, menggunakan sabun yang lembut dan tidak mengandung parfum, memberikan krim bayi yang lembut bila kulit terlihat lebih kering, hindari menggaruk, hindari perubahan suhu ruang yang mendadak ( dari ruangan yang begitu dingin ketempat ruang yang terlalu panas ) dan bunda harus menghindari makanan yang dapat mencetuskan timbulnya alergi. Apabila keluhan tidak membaik, segera periksakan keadaan ananda pada dokter spesialist anak untuk terapi yang tepat.
Berikut ini jawaban Dokter pada kasus serupa yang pernah di tanyakan oleh Bunda " Yiyim Pickray " dengan judul pertanyaan " Kulit bayi " pada Tanya Dokter: Dok mau tanya anak saya umur 10hari badanyya timbul bintik2 merah, awalnya d bagian lipatan2 trS sekarang tambah banyak dok, minumnya asi + sufor soalnya d minumi asi masih kurang, kira2 alergi atau kenapa ya dok dr. Tanti menjawab Dear Bunda, Kulit bayi kerap mengalami kemerahan, berbintik atau beruntusan. Keadaan tersebut dapat mengarah pada kondisi dermatitis atopi namun ada juga yang disebabkan oleh sebab lain misalnya infeksi bakteri ataupun virus. Permukaan kulit bayi yang sensitif dapat teriritasi oleh cairan, atau susu bahkan oleh bahan pakaian bayi. Berhati-hati dalam memilih sabun detergen, sabun mandi dan juga produk untuk kulit bayi, karena dapat dicurigai menimbulkan reaksi alergi berupa ruam pada kulit bayi. Usap permukaan kulit bayi dengan handuk basah yang sudah di basahi dengan air bersih setelah meminum susu atau bila Bunda mendapati kulit bayi lembab karena air liur atau sebab lain. Jagalah kulit bayi agar senantiasa kering. Bila kulit sudah terlanjur didapati ruam terutama yang lebih parah sampai kearah infeksi sekunder, maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter. Untuk menjaga agar terhindar dari ruam, setelah di bersihkan dengan air atau wash lap basah, keringkan kulit tidak dengan mengusap tapi menepuk halus permukaan kulit dengan handuk bersih. Boleh Bunda lapisi permukaan kulit dengan bedak atau dengan baby oil atau baby cream ( khusus produk bayi agar tidak mengiritasi kulit bayi), namun bila sudah ada luka lecet atau iritasi sebaiknya tidak di olesi dengan bedak. Bila luka lecet sudah sembuh, maka kulit akan memperbaiki permukaan dengan sendirinya, sebaiknya tidak mengelupas bekas luka tersebut sampai akhirnya sembuh dengan sendirinya.
Link yang disarankan :
Jenis : Artikel
|
Jenis : Tanya Dokter
|
Jenis : Tanya Dokter
|
Jenis : Tanya Dokter
|
Jenis : Tanya Dokter
|
Jenis : Tanya Dokter
|
Jenis : Tanya Dokter
|
Jenis : Tanya Dokter
|
Jenis : Tanya Apoteker
|
Jenis :
|
Jenis : Tanya Dokter
|
Jenis : Tanya Dokter
|
Jenis : Tanya Dokter
|
Jenis :
|
Wa : 0815 1708 4333
|