Cara Menstimulasi Kemampuan Berbicara Anak
Cara Menstimulasi Kemampuan Berbicara Anak
Jika minggu lalu, Bunda telah mengetahui beberapa tahap-tahap perkembangan kemampuan berbicara anak sesuai dengan usianya, kali ini akan kita bahas bagaimana menstimulasi kemampuan bicara anak. Yuk kita simak Bunda...
Berikut ini cara menstimulasi kemampuan berbicara anak :
Peranan aktif Bunda sebagai orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan bicara anak. Ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk merangsang kemampuan komunikasi si Kecil, diantaranya:
- Ikuti semua ucapannya. Perhatikan suara-suara tidak jelas ala bayi yang terucap dari si Kecil. Kemudian ikuti dengan persis suara tersebut. Saat masih bayi, kata-kata yang terucap dari si Kecil kerap terdengar tidak jelas. Meski Anda tidak mengerti apa maksudnya, Anda bisa mengulangi perkataannya sesuai yang Anda tangkap. Lalu bertanya kepadanya apa maksud dari kata-kata tersebut.
- Berbicara Sambil Bergerak. Saat berbicara dengan bayi, Anda harus aktif bergerak dan ekspresif. Misal Anda mengatakan, “Ayo, kita minum susu” sambil menggoyang-goyangkan botol susu atau Anda bisa membelai sebuah boneka sambil mengatakan “Sayang bonekanya, dielus-elus.”
Begitu pula saat mengajarkannya mengenal bagian-bagian tubuh.
- Biasakan membuat narasi. Meski dia belum bisa berbicara layaknya orang dewasa, Anda tetap bisa memakai percakapan sehari-hari saat berkomunikasi dengannya. Misalnya saat memakaikan baju pada anak Anda bisa berbicara, “Hari ini (bisa sebut namanya) pakai baju motif bunga-bunga agar terlihat cantik” sambil memperlihatkan baju kepada si Kecil. Hal ini bisa membantu bayi memahami objek tertentu melalui perkataan Anda. Terapkanlah hal ini pada kegiatan lainnya seperti saat mandi, memberikan makan, mengganti popok, dan sebagainya.
Selain itu, bayi juga suka mendengar suara orang tuanya. Pada saat itu bayi belajar untuk berbicara, terutama saat Anda berbicara kepadanya.
- Biasakan selalu berbicara menggunakan kalimat lengkap kepadanya. Contohnya ketika dia menunjuk ke arah boneka yang berada di atas meja. Anda jangan langsung mengambilkannya. Lebih baik ucapkanlah satu atau dua kalimat seperti, “Kamu mau bemain dengan boneka ini?” Ketika dia merespons dengan anggukan atau senyuman, Anda bisa langsung memberikannya.
- Kembali menjadi anak kecil. Ketika memiliki anak, terkadang orang tua harus bisa berakting menjadi anak kecil. Ajak si Kecil untuk bermain, berpura-pura, atau membayangkan sesuatu untuk mengembangkan kemampuan verbalnya. Misalnya, pura-pura menelepon ayah dengan telepon mainan.
- Puji perkembangannya. Selalu beri pujian, senyuman dan pelukan tiap kali dia mengeluarkan suara atau kosakata baru. Pada umumnya, bayi belajar berbicara dari reaksi orang-orang di sekitarnya.
Bunda baru mulai waspada bila:
• Pada usia 6 bulan, bayi tidak melirik atau menoleh pada sumber suara yang datang dari belakang atau sampingnya.
• Pada usia 10 bulan, bayi tidak merespons bila dipanggil namanya.
• Pada usia 15 bulan, anak tidak mengerti atau merespons terhadap kata “tidak” atau “jangan”.
• Pada usia 21 bulan, anak tidak merespons terhadap perintah ‘duduk’, ‘ke sini’, atau ‘berdiri’.
• Pada usia 24 bulan, anak tidak dapat menunjuk dan menyebutkan bagian tubuh seperti mulut, hidung, mata atau kuping.
Bila hal-hal di atas terjadi, sangat disarankan agar bunda segera berkonsultasi dengan ahli perkembangan anak supaya keterlambatan bicara dapat dideteksi dan ditangani lebih dini.
Tolong beritahu kami apa pendapat Anda tentang artikel ini
Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman
|