“It’s Hard To Say I’m Sorry…”

Sepenggal kalimat yang kerap kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagian orang mengalami kesulitan untuk memulai mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Perasaan malu, gengsi, takut, atau bahkan tak peduli, kerap kali menjadi faktor penyebabnya.

Jangankan meminta maaf, memaafkan orang lain pun terkadang kita enggan, terutama saat kita merasa dikecewakan seseorang. Bila dibiarkan berlarut-larut, keadaan ini dapat mengendap menjadi perasaan dendam.

Psikolog Monty Satiadarma mengatakan, jika kita merawat kemarahan dan menyimpan dendam, berarti kita sedang menimbun racun di dalam diri.

"Ketika punya kemarahan itu, kita selalu memikirkan hal-hal yang negatif sehingga energi (positif) tersita untuk mengatasi hal negatif itu. Prinsipnya, yang ada kan, selalu mengisi daerah kehampaan atau kekosongan sehingga energi kita yang masih ada disedot dan dihabiskan ke sana. ”
   
"Orang marah itu konsepnya adalah transference, yaitu pemindahan pola hubungan emosional masa lampau ke pola hubungan emosional masa kini," ujar Monty.

Oleh karena itu, jelas Monty, kesulitan memaafkan orang lain sebenarnya berawal dari kesulitan memaafkan dan membuang amarah terhadap diri sendiri. "Dia terlalu kecewa karena tidak dapat meraih hal-hal yang mereka inginkan. Dia menjadi marah karena dia memproyeksikan perasaannya kepada orang lain," tandas Monty.

Tidak demikian jika Anda mengaku bahagia. Kehidupan bahagia adalah kehidupan tanpa dendam dan kuncinya adalah memaafkan.
   
Karenanya, mari jadikan momen Lebaran kali ini sebagai langkah awal untuk belajar memaafkan dan berjiwa besar dalam menjalani hidup. Terutama setelah selama sebulan penuh kita telah dilatih untuk belajar menahan diri dan amarah melalui ibadah puasa di bulan Ramadhan.  (Dikutip dari kompas.com)

Mari sama-sama kita rayakan hari kemenangan ini.

Segenap tim infobunda mengucapkan :

”Selamat Idul Fitri 1429 H, Mohon Maaf Lahir Batin...”