Atau login dengan Account Facebook
Mengenali Budaya Nyepi dan MaknanyaMengenali Budaya Nyepi dan MaknanyaUntuk menghindari diri menjadi seseorang seperti lirik lagu tersebut, Bunda perlu berintrospeksi diri. Apa saja yang sudah Bunda lakukan selama ini, bila dipikir-pikir apakah lebih banyak positifnya atau negatifnya. Bersamaan dengan hari raya Nyepi, berinstrospeksi-lah demi kehidupan yang lebih baik. Hari Raya Nyepi ditujukan sebagai penyambutan Tahun Baru Saka (Isakawarsa) yang bermakna Hari Pengendalian Diri. Umat Hindu diharapkan flash back dengan apa saja yang sudah dilakukannya selama kurun waktu satu tahun. Ingat kembali segala perbuatan yang telah dilakukan. Hari Raya Nyepi diresmikan menjadi hari libur nasional oleh pemerintah pada tahun 1983. Nyepi berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau senyap. Pada hari Raya Nyepi seluruh penganut agama Hindu akan melakukan perenungan diri (introspeksi) untuk menyucikan diri menjadi manusia yang bersih lahir dan batin. Pada saat Hari Nyepi tidak ada aktivitas seperti biasa.Semua warga berdiam diri di rumah. Hanya petugas keamanan adat dan tokoh adat yang boleh keluar untuk berpatroli menjaga keamanan. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandar Udara Internasional juga tutup, kecuali rumah sakit. Perayaan hari suci Nyepi pada hakikatnya pengendalian diri yang tertuang dalam 4 pantangan dalam ritual Nyepi (Catur Brata Panyepian) yaitu : membuat suasana hening, tanpa kegiatan (amati karya), tanpa menyalakan api (amati geni), tidak keluar rumah (amati lelungaan), dan tanpa hiburan (amati lelanguan). Kunci keberhasilan dalam melaksanakan Catur Brata Panyepian ini berada pada diri masing-masing. Untuk itu Bunda memulai dari diri sendiri kemudian diikuti oleh anak-anak yang akhirnya dapat ditiru oleh saudara dan tetangga di sekitar. Tujuan dilaksanakan upacara Hari Raya Nyepi mengandung berbagai aspek positif, antara lain: 1. Aspek religius. Merupakan suatu proses penyucian Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir batin agar terbina kehidupan yang berlandaskan kebenaran, kesucian dan keindahan. 2. Aspek pengendalian diri Yakni membiasakan diri untuk melakukan tapa, yoga dan semadi bagi masing-masing pribadi umat, ini mengandung makna evaluasi perbuatan dalam setahun. 3. Aspek sosial budaya Adalah sarana untuk kebersamaan seluruh manusia. Melalui Hari Raya Nyepi 1935 Saka ini mari kita bersama-sama merenung dan mengintropeksi diri agar terhindar dari permasalahan hidup dan mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak baik Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman Tweet |
|