Cegah dan Atasi Diare si KecilCegah dan Atasi Diare si KecilDiare, adalah salah satu penyakit yang sering membuat Bunda panik. Berdasarkan sumber dari World Health Organization (WHO) Diare adalah penyebab kematian terbanyak kedua pada balita. Diare sebenarnya dapat dicegah dan diobati. Lho, kok bukan dihentikan? Yuk, simak artikel minggu ini. Sebelum kita membahas bagaimana upaya pencegahan dan cara mengobatinya, kenali dulu apa itu diare. Diare adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan virus atau bakteri yang menjadi penyebab diare. Karena diare adalah proses pengeluaran virus atau bakteri maka dari itu menghentikan diare bukanlah tindakan yang tepat. Seorang anak baru dikatakan diare bila: Buang Air Besar (BAB) sebanyak tiga kali atau lebih dalam sehari dengan konsistensi lembek atau encer. Jadi, bila si kecil BAB sering namun feses padat, itu bukan diare. Juga bila feses lembek atau encer namun hanya sekali BAB dalam sehari, itu juga bukan diare. Mitos Diare Ada beberapa mitos yang membingungkan: - Hentikan diare dengan memberi obat anti diare. - Bila diare hentikan pemberian ASI dan makan. - Memberi rebusan daun pepaya atau jambu biji untuk membuat diare ‘mampet’. - Memberi Antibiotik. - Memberi minuman isotonik sebagai pengganti Oralit. Nah, kalau si kecil diare jangan lakukan hal-hal di atas ya, Bun! Mencegah dan Mengobati Diare merupakan gejala infeksi pada saluran cerna atau biasa disebut Gastroenteritis. Diare ini ditularkan melalui makanan atau minuman yang tidak bersih dari ke orang. Tidak heran Bunda yang khususnya memiliki bayi seringkali diingatkan untuk mencuci tangan sebelum memberi makan si kecil. Ini adalah upaya terbesar untuk menghindari anak dari diare. Selalu bawa sabun cair kecil di tas atau minimal bawa cairan antiseptik yang bisa digunakan kapan saja. Bila si kecil sudah terlanjur diare apa yang harus dilakukan untuk mengobatinya? Di atas sudah dibahas, jangan hentikan diarenya dengan memberi obat anti diare. Yang perlu Bunda lakukan adalah mewaspadainya jangan sampai ia kekurangan cairan atau dehidrasi. Untuk anak di bawah 6 bulan yang masih ASI eksklusif, cukup susui bayi sesering mungkin supaya tidak kekurangan cairan. Untuk bayi di atas 6 bulan, segera larutkan Oralit dan berikan padanya. Berikan minum lebih sering supaya pasokan cairannya tercukupi. Bila ia menolak karena mual berikan selang beberapa menit. Kapan ke dokter? Diare akan sembuh dengan sendirinya setelah virus atau bakteri keluar. Bila tidak ada tanda-tanda seperti diare berdarah, atau muntah terus menerus, dan hilang kesadaran, diare akan sembuh dengan sendirinya. Tetapi, bila anak menolak makan dan minum susu atau ASI dan masih diare lebih dari 14 hari segera bawa ke dokter. Konsultasikan untuk mencari penyebabnya. Tips: Sediakan selalu Oralit di rumah. Jangan membuat Oralit sendiri dengan gula dan garam untuk menghindari takaran yang tidak sesuai.
Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman Tweet |
|