Menyimpan dan Menyajikan ASI Perah
Menyimpan dan Menyajikan ASI Perah
Dengan kesibukan Bunda yang padat, bukan berarti Bunda tidak bisa memberikan ASI untuk si kecil. Masih ada cara lain kok Bun, yaitu dengan memberikan ASI perah. ASI perah adalah ASI yang diperas dari payudara, disimpan dan diberikan pada bayi saat Bunda di kantor. Jangan khawatir soal kualitas, dr. Martina Claudia, SpOG dari Siloam Hospital menjelaskan ASI yang diberikan dari payudara atau pun tidak tetap memiliki kualitas yang sama. “Yang terpenting Bunda harus tahu bagaimana cara menyimpan dan penyajiannya.” tambahnya.
Hal-hal yang harus Bunda perhatikan :
- ASI yang disimpan dalam suhu ruangan bisa tahan 4-6 jam. Untuk ASI yang disimpan dalam lemari es mampu bertahan sekitar 2-3 hari. Kalau berpergian cukup lama, Bunda bisa memanfaatkan freezer sehingga ASI bisa tahan hingga 2-3 bulan.
- Jika menemukan tanda-tanda seperti ; bau yang berbeda (asam), tampak bergumpal dan warnanya lebih pekat, itu menandakan ASI sudah rusak. Segara buang dan ganti dengan ASI yang masih bagus. Kalau tak sengaja diberikan efek yang muncul bayi bisa mencret.
- Setelah selesai memerah dan menyimpannya dalam plastik gula, tandai tanggal pemerahan. Sehingga Bunda tahu ASI mana yang seharusnya digunakan terlebih dahulu.
- Jangan panaskan ASI di atas api yang bisa membuat enzim penyerapan mati kepanasan. Cukup letakkan ASI ke dalam mangkuk berisi air hangat (± 82 derajat celcius) supaya suhu ASI mendekati suhu tubuh Bunda.
- Disarankan untuk memberikan ASI perah dengan menggunakan sendok, bukan botol susu. Hal ini untuk menghindari bayi bingung puting. Bingung puting adalah keadaan di mana bayi merasa bingung karena sebelumnya ia menyusu lewat payudara dan tiba-tiba harus menyusu dengan botol susu. Selain itu, karena ASI yang keluar dalam botol lebih mudah dibanding payudara, si kecil bisa malas mengisap saat menyusu kembali di payudara Bunda.
Kini kebutuhan ASI si kecil terpenuhi, dan Bunda tetap bisa bekerja. Ayo semangat lagi menyusui si kecil!
Tolong beritahu kami apa pendapat Anda tentang artikel ini
Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman
|