Mitos dan Fakta Seputar Kehamilan (I)
Mitos dan Fakta Seputar Kehamilan (I)
Wanita hamil sering sekali terjebak dengan mitos-mitos yang muncul di masyarakat. Mungkin secara logika banyak yang tidak menerimanya, tapi sedikit yang berani untuk mengambil resiko bila mitos itu tidak dijalani.
Supaya Bunda tidak lagi bingung menebak-nebak, berikut keterangan dr. UF. Bagazi, SpOG yang biasa praktek di Brawijaya Women and Children Hospital.
- Jangan makan nanas, tape, soda, kandungan bisa menjadi panas
Itu tidak benar, kandungan tidak akan terkontaminasi hanya dengan mengonsumsi nanas, tape dan soda. Hanya saja karena makanan tersebut mengandung gas, dikhawatirkan menimbulkan rasa tidak enak di uluhati yang kemungkinan besar mengakibatkan terjadinya hyperemesis (muntah berlebihan)
- Makan pare atau sesuatu yang pahit membuat plasenta lengket
Plasenta menjadi lengket disebabkan karena saat penempelan plasenta terjadi, sebagian plasenta menempel lebih dalam bahkan bisa sampai menembus rahim, bukan karena makan pare atau sesuatu yang pahit.
- Minum Minyak memperlancar persalinan kelak
Walau pun Bunda minum sebanyak-banyaknya, minyak tidak akan sampai ke vagina. Karena apa yang Bunda minum diserap oleh darah. Tidak ada pengaruhnya dengan persalinan.
- Hindari Rontgen karena membahayakan perkembangan janin
Benar, rontgen sangat berbahaya terutama pada trimester pertama. Tetapi dr. Bagazi menyarankan sebaiknya hindari rontgen sama sekali saat hamil. salah satu resikonya dapat mengakibatkan kecacatan bayii bahkan bisa sampai keguguran. Efek radiasi memang tidak timbul dengan segera, baru akan timbul di kemudian hari.
- Jangan ber-sauna pada saat hamil karena si bayi bisa panas
Tidak benar, sauna tidak akan membuat bayi kepanasan. Yang benar, saat sauna akan terjadi perbedaan suhu yang signifikan sehingga Bunda rentan mengalami dehidrasi, dehidrasi inilah yang berbahaya bagi janin.
Karena banyaknya mitos yang beredar di masyarakat, minggu depan dr. Bagazi masih akan menerangkan beberapa mitos dan fakta lain seputar kehamilan.
Jadi, jangan lewatkan artikel edisi depan ya, Bun!
Tolong beritahu kami apa pendapat Anda tentang artikel ini
Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman
|