Mengenal Satpam TubuhMengenal Satpam TubuhTugas utama “satpam” tubuh yaitu menghalau segala potensi gangguan penyakit, dari dalam dan luar tubuh. Sebab setiap saat, ancaman bahaya bagi tubuh --seperti cuaca, wabah penyakit, pola hidup, pola makan, polusi, dan stres-- senantiasa mengintai. Thanks to sistem imun yang membentengi tubuh, sehingga kelangsungan hidup kita senantiasa aman terjaga. Selain itu, sistem imun juga berfungsi menjaga keseimbangan pergantian sel. Seperti diketahui, sel-sel tubuh kita memiliki daur hidup dan secara periodik miliaran sel akan berganti dengan yang baru. Sel darah merah, misalnya, berganti setiap 40 hari. Atau, sel kulit berguguran setiap 21-28 hari. Nah, berkat sistem imun, proses pergantian sel dapat berjalan dengan baik. Fungsi lain sistem imun adalah surveillance (perondaan). Ya, persis seperti satpam yang ronda berkeliling lokasi, sistem imun juga ronda berkeliling seluruh tubuh untuk mengecek dan mengontrol sel-sel yang bermutasi. Jika mutasi tidak terkontrol, dikhawatirkan sel akan berubah sifat dari yang tadinya baik-baik saja berubah menjadi sel ganas pemicu kanker. Gawat, kan? Sistem imun berkembang secara bertahap, dari janin, bayi baru lahir, kemudian usia kanak-kanak. Kematangannya terbentuk setahap demi setahap sesuai perkembangan usia. Sistem imun bayi dan balita masih lemah, karena secara kualitatif dan fungsional belum terbentuk sempurna (immature). Karena itu, bayi dan balita butuh pertahanan imun ekstra. Imunisasi Berupa Vaksin Keadaan tubuh menjadi amat berbahaya jika virus berhasil menembus pertahanan sIstem imun dalam sel yang ada di luar jangkauan antibodI. “Jika sistem imun alamiah tidak dapat menyingkirkan infeksi, maka dapat dibantu dengan sistem imunitas tambahan berupa vaksinasi,” jelas Dr. Iris Rengganis, Sp.PD- KAI dari Bagian Imunologi RSCM. Oleh karena sIstem imun bayi dan balita masih lemah, maka perlu mendapatkan imunisasi berupa vaksin. Melalui imunisasi, bayi dan balita menjadi kebal, terhindar dari kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh beberapa penyakit tertentu, seperti difteri, pertusis, tetanus, campak, polio, kolera, TBC, dan hepatitis B. Imunisasi tidak bisa diberikan secara sembarangan. Karena itu, orang tua perlu memahami berbagai jenis imunisasi yang dibutuhkan bayi dan balita, karena pencegahan lebih baik daripada mengobati. Orang tua juga perlu mengetahui vaksin yang akan diberikan kepada bayinya, termasuk efek samping akibatnya. (Vega) Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman Tweet |
|