,Berbahayakah,Multibahasa,sejak,Dini">
 
 



SITE STATUS
Jumlah Member :
253.413 member
user online :
5483 member
pageview's per day :
Over 100.000(!) page views
Kalkulator kesuburan
Masukan tanggal hari pertama bunda mengalami menstruasi

Berbahayakah Multibahasa sejak Dini

   

Berbahayakah Multibahasa sejak Dini



Apakah Bunda memiliki suami dari negara asing? Bila ya mungkin Bunda pernah merasa dilema saat si kecil hanya fasih berbicara bahasa sang ayah atau bahasa Bunda saja. Memang idealnya kita menginginkan dia bisa berbicara bahasa Bunda dan juga Ayahnya. Namun, beberapa orangtua mengaku kuatir anak akan merasa bingung dengan bahasa lebih dari satu.
 
Sebagai informasi, rentang usia 8-10 tahun adalah fase yang paling tepat digunakan untuk belajar bahasa. Setelah itu perkembangan sentrum bahasa pada otak kiri si anak akan mulai berkurang. Belajar multibahasa sejak dini biasanya akan terbilang sukses karena dengan begitu ia akan terbiasa dengan bahasa lebih dari satu. Dan tentu saja hal ini akan menjadi efek positif bila si anak akan memasuki dunia kerja kelak, mengingat banyaknya perusahaan yang mensyaratkan kemampuan berbahasa.
 
Memang ada sebagian orangtua yang kuatir bila mengajarkan multibahasa pada si kecil di usia dini, akan membuatnya bingung.
“Satu bahasa saja tampak tidak mudah baginya, apalagi dua.” mungkin begitu yang Bunda pikirkan.
Jangan kuatir, Bun. Kebingungan pada anak akan multibahasa tidak akan terjadi bila Bunda mengajarkannya secara benar. Seperti apa sih? Berikut penjelasannya ;
 
Tidak mencampur bahasa
Multibahasa bukan berarti mencampur bahasa. Mengajarkan dua bahasa, berbeda artinya dengan mencampurkannya. Bila bahasa dicampur aduk tentu anak akan menjadi bingung. Bahkan kita orang dewasa pun seringkali merasa bingung dengan bahasa campur-campur. Konsistenlah untuk tidak berbicara dengan dua bahasa dalam satu kalimat. Anak-anak menangkap kalimat dalam konteks secara keseluruhan bukan secara kosa kata.
 
Metode Immersion
Metode Immersion adalah cara membenamkan bahasa yang dipelajari dengan suasana menyenangkan, tidak sesulit metode belajar bahasa pada umumnya. Metode ini banyak dipakai oleh para orangtua yang mengajarkan multibahasa pada anaknya. Metode Immersion tidak menaruh perhatian pada kosa katanya tetapi bagaimana supaya si anak mengerti apa yang kita sampaikan. Sebagai contoh, ketika kita mengucapkan kalimat lakukan juga  gerakannya, misalnya minum, makan, berlari, dll. Atau ketika kita ingin mengenalkan benda, bola misalnya. Ambil kertas lalu remas-remaslah membentuk seperti bola. Metode ini tidak menitikberatkan pada grammar dan kosa kata bahasa. Anak bisa belajar melalui nonton video (visual), mendengarkan lagu (audio), menulis dan menirukan kalimat sederhana.
 
Artikel Terkait :
Tolong beritahu kami apa pendapat Anda tentang artikel ini


Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman