Atau login dengan Account Facebook
Waspadai Tayangan Berita Demo AnarkisWaspadai Tayangan Berita Demo AnarkisSetelah isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beredar, para mahasiswa dan masyarakat dari berbagai kalangan mulai bereaksi. Kenaikan harga BBM yang dikabarkan akan terjadi awal April nanti memicu adanya aksi demonstrasi di beberapa daerah. Media, khususnya televisi berlomba-lomba menayangkan aksi para pendemo di beberapa titik wilayah. Tak jarang pula, kita bisa melihat aksi mereka yang cenderung anarkis. Tayangan seperti ini tersajikan di ruang keluarga, ditonton bukan hanya oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Anak-anak yang dengan segala kepolosannya menonton para aksi pendemo yang berteriak, membawa senjata tajam, melempari polisi dengan benda-benda keras, dan aksi kekerasan lainnya. Apakah tayangan semacam ini masih dapat dikatakan aman untuk anak-anak? Apakah mereka tidak ketakutan dengan aksi kekerasan yang terkadang begitu vulgar ditayangkan? Cemas dan Tertekan Australian Council of Children (ACCM) memiliki pesan yang tegas bagi para orangtua, yakni “Matikan televisi untuk menghindari tayangan kekerasan yang dapat ditonton anak!”. Anjuran ini dikeluarkan mengingat anak bisa menjadi sangat cemas dan merasa tertekan dengan adanya tayangan kekerasan secara terus menerus. Jangan lupa, bahwa anak-anak adalah ‘perekam’ yang sempurna. Ia bisa mengingat terus apa yang baru saja dilihatnya dan tidak menutup kemungkinan akan terus terbayang walau pun tayangan itu sudah tak terlihat. Program Televisi Apa yang dilihat anak tentu akan berpengaruh pada pola pikir dan tindakannya. Bila beberapa pakar menyarankan untuk membatasi lama-nya anak menonton televisi, ternyata hal itu saja belum cukup. Arini Hidayati dalam bukunya berjudul “Televisi dan Perkembangan Sosial Anak” menuliskan bahwa masalah paling dasar bukanlah jumlah jam anak menonton, melainkan program-program yang ditonton. Tetapi, biasanya para orangtua lebih kuatir bila anak terlalu lama di depan televisi akan mengganggu jam belajarnya. Dalam pernyataan Arini tersebut dapat disimpulkan bahwa satu tayangan berita kekerasan pun sudah perlu diwaspadai. Solusi Berikut beberapa solusi yang bisa diterapkan : - Pahami bahwa acara berita bukanlah acara yang layak dikonsumsi anak-anak. - Sebisa mungkin dampingi anak saat menonton televisi. Bila ada hal yang berbau kekerasan segera matikan atau pindah channel. Jelaskan padanya alasan Bunda melakukan hal itu. - Bila Bunda ingin menonton perkembangan berita, tontonlah di kamar atau melalui jaringan internet, sehingga si kecil tidak ikut ‘mengintip’. Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman Tweet |
|