Peran Ayah untuk Perkembangan AnakPeran Ayah untuk Perkembangan AnakSelama ini banyak yang mengganggap bahwa peran Ayah di rumah hanya sebagai pencari materi saja tanpa perlu tahu urusan rumah tangga, termasuk anak-anak. Beberapa Ayah berpikir bahwa ia sudah terlalu lelah mencari nafkah di kantor hingga urusan anak menjadi tanggung jawab Bunda sepenuhnya. Padahal peran Ayah di rumah dapat mempengaruhi perkembangan si kecil, lho. Bunda dan Ayah pasti sudah tahu bahwa membesarkan anak tidak mudah, tetapi mendidiknya jauh lebih sulit. Untuk itu peran kedua orangtua sangat dibutuhkan supaya anak dapat berkembang sesuai harapan. Memang benar, anak-anak cenderung lebih dekat dengan Bundanya tetapi bukan berarti ia tidak perlu peran seorang Ayah. Keseimbangan antara Ayah dan Bunda membuat anak nyaman dan bahagia karena ia merasa kedua orangtuanya menerimanya. “Seorang Ayah mempengaruhi kehidupan anak-anak.”, begitu yang dikatakan Wicox, seorang editor buku Gender dan Parenthood: Biological and Social Scientific Perspective. Bila biasanya keseharian Bunda cenderung mengajarkan dan bermain hal-hal yang lembut, sebaliknya dengan Ayah permainan terasa lebih menantang dan menuntut kekuatan fisik, misalnya bermain bola. Dengan permainan semacam ini, anak akan belajar mengambil resiko dan mampu berpikir cepat untuk mengatasi masalah yang muncul. Mental keberaniannya akan terbangun. Mental ini dapat terbawa hingga anak dewasa sehingga ia akan menjadi individu yang tangguh untuk menghadapi tantangan hidup. Selain bermain ada hal-hal lain yang dapat Ayah lakukan untuk si kecil. Berikut formula yang dapat Bunda berikan pada Ayah supaya perannya maksimal di rumah: 1. Peduli Luangkanlah waktu untuk bermain dengan anak-anak. Pulanglah lebih cepat ke rumah satu atau dua kali dalam seminggu. Anak-anak akan senang sekali melihat Ayahnya pulang lebih cepat. 2. Komunikasi Komunikasi yang cukup dengan anak akan mencairkan stigma kekakuan bahwa Ayah adalah sosok yang harus ditakuti. Tanyakan bagaimana sekolahnya hari ini dan biarkan ia bercerita. 3. Motivasi Adakalanya anak merasa kecewa misalnya saja nilai rapor sekolah yang tidak sesuai harapannya. Berikan motivasi padanya sehingga ia tidak terlalu larut dalam kekecewaan. Doronglah ia agar tetap optimis dan pantang menyerah. 4. Panutan Ayah diharapkan bisa menjadi panutan anak-anaknya. Baik anak laki-laki mau pun perempuan. Untuk anak laki-laki biasanya tidak ada masalah karena anak laki-laki cenderung ‘tahan banting’. Tetapi sedikit berbeda dengan anak perempuan yang lebih lembut, di sini Ayah juga harus dapat melembutkan perilakunya. Kini Bunda dan Ayah sudah tahu bahwa peran Ayah di rumah sangatlah dibutuhkan dan bermanfaat untuk perkembangan buah hati. Jadi sesibuk apa pun luangkanlah waktu untuk mereka. Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman Tweet |
|