Atau login dengan Account Facebook
Bila si Kecil Alergi SeafoodBila si Kecil Alergi SeafoodTapi, apa yang menyebabkan timbulnya reaksi alergi? Para ahli umumnya percaya bahwa kandungan histamin pada ikan, udang, cumi-cumi atau hewan laut lainnya, terutama yang sudah tidak segar lagi, yang bertanggung jawab terhadap timbulnya reaksi alergi. Histamin terbentuk dari protein (perlu diingat bahwa hewan laut mengandung protein tinggi), yang bereaksi dengan enzim-enzim yang terbentuk setelah kematian makhluk hidup. Umumnya, gejala alergi akan muncul bila makanan laut yang dikonsumsi kualitasnya tak baik lagi karena daging ikan sudah mulai ‘dihabiskan’ oleh mikroorganisme pembusuk yang bereaksi dengan enzim-enzim tersebut. Selain itu, teori lain mengatakan, makanan laut yang diambil saat bulan purnama, dapat memicu alergi juga. Konon, alasannya adalah pada saat bulan purnama, banyak hewan yang menjalani musim kawin, dan saat musim kawin itu histamin pada hewan laut sedang tinggi. Tak perlu panik Jika anak Anda mengalami reaksi alergi seafood, tak usah panik. Umumnya, reaksi alergi yang paling sering dijumpai adalah reaksi yang ringan, yaitu timbul ruam tanpa gejala-gejala lain. Bila serangannya ringan berupa gatal-gatal dan timbul ruam, bisa diberikan antihistamin oral berupa sirup atau tablet, dan antihistamin lokal serta obat-obat lain penawar alergi. Kalau kebetulan Anda berlibur di sekitar pantai, bawalah obat tersebut saat Anda berlibur bersama keluarga. Reaksi alergi berat seperti sesak napas, tentu membutuhkan pertolongan dokter. Cara paling praktis menghindari alergi makanan olahan hasil laut tentu dengan tidak mengonsumsinya. Namun, ini dapat menjadi hal yang sulit bagi si kecil, jika ia harus menghindari makanan laut, terutama ikan. Karena, ikan mengandung bermacam nutrisi yang antara lain penting buat perkembangan otak. Apa boleh buat, kalau si kecil memang alergi makanan hasil laut, Anda harus berkonsultasi kepada seorang ahli gizi. Selanjutnya, ahli gizi dapat memberikan pengaturan menu yang layak sebagai pengganti protein dari makanan hasil laut. Jika timbul reaksi alergi berupa gatal-gatal di kulit, bintik kemerahan seperti biang keringat, atau ruam kemerahan di kulitnya, bisa jadi si kecil alergi terhadap segala jenis ikan laut, cumi, udang, dan kepiting. Apakah orangtua alergi? Kalau orang tua menderita alergi, atau saudara kandung si kecil menderita alergi, maka risikonya mengalami alergi akan meningkat. Apalagi, kalau kedua orang tua dan saudara kandungnya mempunyai reaksi atau gejala alergi yang sama. Tetapi, tidak berarti bahwa si kecil pasti akan mengalami hal yang sama kalau dia mengonsumsi makanan laut yang sama. Namun, karena ada peningkatan risiko mengalami alergi yang sama, sebaiknya bayi yang mempunyai riwayat keluarga yang alergi terhadap makanan laut sebaiknya tidak diberikan makanan laut sebelum usia satu tahun. Malah, rekomendasi dari American Academy of Pediatrics (Ikatan Dokter Anak Amerika Serikat), pengenalan/pemberian makanan laut baru bisa dilakukan setelah anak berusia 3 tahun. Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman Tweet |
|