Kaitan antara kurang tidur dengan kegemukan semakin menguat, terutama pada anak-anak. Penelitian terbaru dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menyiratkan bahwa menyediakan waktu tidur yang cukup pada malam hari bagi anak-anak merupakan upaya yang tepat untuk mengurangi resiko terkena obesitas.

Meski demikian, tidur cukup bukanlah satu-satuya solusi dari masalah meningkatnya obesitas pada anak-anak saat ini, tetapi efek dari kurang tidur ini harus ditanggapi dengan serius. Karena, waktu tidur yang cukup dan digabungkan dengan pola makan sehat serta rutin berolahraga bisa mencegah terjadinya obesitas. Selain melakukan perubahan gaya hidup yang sehat, upaya untuk mengurangi resiko terkena obesitas bagi anak-anak terus dilakukan. Setiap penambahan jam tidur malam diperkirakan sudah cukup untuk mengurangi resiko terkena obesitas dan overweight sampai 9 persen. Namun sebaliknya bagi anak-anak yang tidurnya kurang akan mengalami resiko sampai 92 persen untuk masuk dalam kategori overweight ataupun obesitas. Youfa Wang yang merupakan kepala tim peneliti dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health memaparkan hasil peneltiannya melalui The journal Obesity. "Hasil analisa data kami menunjukan hubungan yang sangat jelas antara durasi waktu tidur di malam hari dengan resiko overweight dan obesitas pada anak-anak,' jelas Youfa Wang. Tambahan waktu tidur yang cukup ini menurut Wang selain akan memperkecil resiko terkena obesitas dan overweight juga akan memberikan hasil prestasi yang lebih baik di sekolah. Riset yang dilakukan Wang merupakan sebuah analisa dari 17 penelitian yang berkaitan antara masa tidur di malam hari dengan resiko obesitas. Sejumlah riset juga menyebut anak-anak yang berusia dibawah 5 tahun sebaiknya tidur 11 jam sehari, sementara usia 5-10 tahun 10 jam dan lebih dari 10 tahun setidaknya 9 jam sehari. Sumber : Jaknews.com