Beberapa hari belakangan ini sedang merebaknya kasus mengenai Hepatitis di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) dan kini statusnya sudah menjadi kejadian Luar Biasa (KLB).

Direktur Kemahasiswaan IPB, Sugeng Santoso menyatakan sebelumnya belum pernah ada dan baru pertama kali. Sehingga beliau menganggap kasus ini merupakan kejadian luar biasa (KLB), karena sebanyak 28 mahasiswa IPB yang tinggal di asrama maupun rumah kos di Dramaga, Kabupaten Bogor terjangkit hepatitis A. Seluruh mahasiswa IPB yang terkena hepatitis A kini mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Karya Bhakti Pertiwi. Namun, satu diantaranya yakni Senna Hutapea yang menderita hepatitis B, mahasiswa angkatan 49 Fakultas Kehutanan, meninggal dunia di Medan setelah sempat mendapatkan perawatan medis selama empat hari di RS Karya Bhakti Pertiwi Bogor yang kemudian dipulangkan ke kampung halamannya karena tidak memiliki biaya untuk terus menjalani perawatan.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P2PKL) Dinkes Kabupaten Bogor, Kusnadi, hepatitis merupakan salah satu penyakit yang kerap terjadi di musim penghujan, selain demam berdarah dengue (DBD) dan diare. Penyakit tersebut terjadi akibat kondisi air yang kurang bersih serta kurangnya memperhatikan pola hidup bersih dan sehat. Hepatitis A menular secara fecal-oral dengan sarana makanan dan minuman yang terkontaminasi. Umumnya, hepatitis A sembuh dengan sendirinya dengan pemberian obat-obatan sesuai anjuran dokter dan istirahat cukup.

Untuk mengantisipasi hal tersebut pihak IPB yang bekerjasama degan Dinas Kesehatan Kabupaten (Dinkes) Bogor akan melakukan langkah¬-langkah dan pencegahan kasus Hepatitis A. Langkah yang dilakukan berupa penyuluhan kepada mahasiswa dan pemilik kantin di dalam maupun luar kampus IPB agar kesadaran menjaga kebersihan lingkungan meningkat. Selain itu, dalam waktu dekat, Dinkes juga akan melakukan kaporisasi sumur dan disinfektan di setiap indekos maupun asrama mahasiswa.