beritaTerapkan "Underwear Rule" pada Anak(Posted:2016-01-06 14:28:35) Pembicaraan mengenai masalah seksual kepada anak sebaiknya di tanamkan sejak dini untuk menghindari adanya pelecehan seksual yang sedang marak akhir-akhir ini. Hal tersebut merupakan salah satu kewajiban ayah dan Bunda. Berdasarkan survey Komnas HAM Anak 2002, 67,3 persen pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) pernah melakukan hubungan seks usia dini bersama temannya. Itu artinya, setiap enam dari sepuluh anak SMP pernah melakukan hubungan seks pra nikah. Clara Kriswanto, psikolog Jagadnita Consulting, mengingatkan, pendidikan seks untuk anak harus dimulai sejak dini, bahkan sejak usia 0 - 5 tahun (masa balita). Dan proses ini akan berlangsung hingga anak mencapai tahap remaja akhir. Berikut underwear rule yang wajib Bunda ajarkan kepada si kecil. 1. Kenalkan nama organ tubuh dan organ reproduksi beserta fungsinya masing-masing. Gunakan sebutan yang benar agar anak tak keliru memahaminya. Jelaskan kepada anak bahwa ada beberapa anggota tubuh yang merupakan bagian intim, yang sifatnya sangat pribadi, tidak boleh dilihat dan dipegang orang lain, kecuali untuk alasan medis dan orang tua. 2. Ajarkan pada si kecil bahwa tubuh mereka harus dijaga dan dilindungi. Berikan pengertian tentang sentuhan yang pantas dan tidak pantas. Sentuhan yang pantas misalnya ciuman dari orang tua atau keluarga saat pamit ke sekolah, dan berjabat tangan dengan orang lain. Sentuhan yang tidak pantas berupa sentuhan pada bagian pribadi anak. Ajarkan juga kepada anak untuk tidak menyentuh atau memandangi bagian tubuh paling pribadi orang lain, baik itu teman, saudara kandung, orangtua, atau guru. 3. Biasakan tidak berganti baju di tempat terbuka, tidak pipis di sembarang tempat. Dan ajari si kecil untuk membersihkan alat kelaminnya sendiri dengan benar setelah buang air kecil (BAK) maupun buang air besar (BAB). 4. Biasakan dengan menggunakan baju yang menutup daerah pribadi dan hindari dengan pakaian terbuka, untuk melindungi anak dari kejahatan seksual. 5. Ajarkan anak untuk berani menolak, menjauh dan menghindar ajakan orang yang tidak dikenal apabila mengajak pergi atau diberi permen, makanan dan minuman. Berteriaklah untuk meminta pertolongan jika orang memaksanya. 6. Ajarkan juga keberanian kepada si kecil untuk melaporkan kepada ayah, ibu atau guru jika ada yang berani menyakiti atau mengancamnya. berita lainnya :
Tolong beritahu kami apa pendapat Anda tentang artikel ini Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman Tweet |
|