Demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti yang telah terkontaminasi oleh virus dengue. Meskipun penyebabnya sama dan gejala yang hampir sama pula, keduanya ternyata memiliki perbedaan. Seringkali orang rancu untuk membedakan antara demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD).

Menurut dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr.dr. Leonard Nainggolan, Sp.PD-KPTI, perbedaan dasar pada keduanya, yaitu kebocoran plasma. Apabila seseorang mengalami demam tinggi secara mendadak selama 2-7 hari, disertai sakit kepala, nyeri otot dan sendi, mual  atau muntah, namun tidak ada tanda kebocoran plasma, itu hanya disebut dengan demam dengue. Namun apabila seseorang memiliki gejala yang sama dan terjadi pendarahan pada hidung, mulut, gusi atau memar pada kulit dan ada tanda kebocoran plasma, maka itu disebut demam berdarah dengue.

Menurut Dr.dr. Leonard Nainggolan, Sp.PD-KPTI, kebocoran plasma merupakan melebarnya celah antar sel di pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya plasma darah keluar dari pembuluh darah. Jika plasma darah saja yang keluar, maka darah akan menjadi lebih kental. DBD lebih berbahaya dan memiliki konsekuensi yang lebih berat dibandingkan dengan demam dengue. Jika terjadi kebocoran plasma, DBD bisa berisiko kematian.