sambungan dari 1

Minggu, 26 Maret 2006
Sesampai dirumah, kami memutuskan untuk beristirahat agar bunda mempunya tenaga untuk saat persalinan....
Tetapi, .....
rasa sakit yang mendera dalam rahim terus saja terjadi dan tetap beberapa menit sekali si bunda menuju ke kamar kecil dan mengeluarkan flek darah.
Walhasil semalaman saya berjaga dan membaca amalan2 doa agar memudahkan proses persalinan si kecil....

Menjelang subuh, sekitar jam 4 an
kondisi bunda drop dan tampak lemas sekali....bahkan dengan ucapan lirih dia berkata agar saya ikhlas jika seandainya Allah akan memanggil dia kembali ke sisinya....
tetapi saya hanya pasrah saja kepada Allah
\"Laa haula wala kuwata Illa Billah\" kata saya kepada istri...
\"sabar ya nda,....kita rumah sakit aja yuk?\" tawarku
\"mungkin juga harus dioperasi cesar nih\"...
Tetapi bunda ga mau dan berusaha menahan rasa sakit....(mungkin juga takut, kalau harus dioperasi.....)

akhirnya karena ga tahan juga jam 7 kami pergi kerumah sakit kembali dan sampai sekitar jam 7.30 an....

Dan langsung ke ruang perawatan untuk persiapan persalinan.....
tetapi pada pagi itu, perawatnya adalah berbeda (karena adanya sistem shift)
Maka saya diharuskan melakukan pendaftaran dan lalu menyampaian berkas2 medis yang terkait, sementara si bunda sekali lagi dilakukan check CTG, namun karena kondisinya agak lemes diberikan MASKER OXYGEN....sambil ditanya2 mengenai data kehamilan
(macam umur,HPHT dll)
hasilnya CTG adalah baik dimana denyut jantung bayi masih normal yaitu seperti bunyi derap langka kuda....
Sementara saat itu baru terjadi pembukaan 1

tak berapa lama kemudian bunda di pindahkan ke ruang Pra persalinan untuk istirahat sambil terus dipantau denyut jantung si bayi beberapa menit sekali (mungkin sekitar 15 menitan)
Bahkan diruang ini pula ortuku membawakan kami makanan pagi (Lontong sayur) agar bisa dimakan si bunda, namun entah kenapa hanya bisa makan sedikit.

Sekitar jam 9.30 an kembali dilakukan CTG namun denyut jantung si bayi agak aneh
yaitu menurun seperti bunyi ban kempes...sehingga kemudian bunda dipindah ke kasur sebelahnya dan kembali diberi masker oxygen....
ternyata si kecil ada indikasi kekurangan oxygen sehingga si bunda harus miring kekiri agar si kecil dapat oxygen segar

jam 10 baru si dokter kandungan datang dan memeriksa hasil laporan perawat lalu memutuskan agar segera dilakukan operasi cesar
saya setuju dan segera menandatangani form operasi
hal ini dikarenakan adanya indikasi kelilit tali pusar (menurut dokter) dan melihat kondisi bunda yang lemas maka kemungkinan persalinan normal pun agak kecil.

yang menjadi pertanyaan dan rasa kecewa :
1. Kenapa cuma diberi masker oxygen saja dan tidak ada infus karena kondisi bunda yang sudah lemas?? (padahal perawat malam sudah memberi laporan bawha kami akan datang lagi pagi hari ini)
2. Kenapa si dokter ga mau datang padahal sudah ditelpon sejak pagi?? ternyata dia masih mempersiapkan keluarganya untuk beribadah di hari minggu

dan dengan dinyatakan akan operasi maka persiapan dilakukan.
awalnya saya memperkirakan waktu persiapan hanya 30 menit....
namun ternyata tidak......
Memang persiapan pasien untuk siap operasi cukup sebentar saja...
lalu yang lama apa???
yang lama adalah menunggu berkumpulnya 1 tim komplit....yang terdiri dari 7 orang...1 dokter kandungan, 1 dokter anestesi, 1 dokter bedah, 1 dokter anak...dan 3 lainnya adalah tim operasi...

karena alasannya hari minggu maka tim baru bisa datang jam 12.45 dimana dokter anestesi yang paling akhir......bahkan saking lamanya menunggu si bunda menjadi kesal
sehingga mengatakan \" apakah dokternya tinggal di samarinda??? kok datangnya lama banget??\"

pada saat ini kandungan masih kontraksi dan membuat si bunda sakit...yang untuk mengurangi rasa sakit dan panas di bagian pinggang dilakukan pijat oleh ibu mertua

akhirnya operasi pun dilakukan.....dan jam 1.30 an semuanyanya selesai....
Dokter keluar kemudian mengatakan bahwa si bayi tidak dapat diselamatkan karena terlilit tali pusar 1x dengan kuat dan termakan kotorannya sendiri (air ketuban hijau).....

bersambung