Assallamualikum wr wb
Sudah lama saya ingin menulis mengenai hal ini...sayang karena kesibukan kerja, tidak meluangkan saya untuk sedikit menuangkan kata-kata di blog ini....
Moga-moga ini tidak membuat anda bosan membaca tulisan saya. Ini adalah kisah nyata dari perjalanan hidup kami terhadap buah hati tercinta
Jalan Menuju Taman Surga
Hari kamis tanggal 30 maret 2006, kami meninggalkan kenangan yang ada di rumah sakit dan kembali ke rumah kami yang kecil.
Semua barang dan benda mengenai Rafif sudah saya bereskan ke lemari begitu pula tempat tidurnya yang kami letakkan di sebelah pembaringan dalam kamar kami. Semua tersimpan rapi dan kembali menunggu Adiknya si rafif yang akan memakainya.
Semua??....
Tidak juga sih, kecuali 2 foto saat hamil rafif di ruang tamu tetap terpajang dan menjadi hiasan di ruang tengah.
Bagi bunda saat dirumah adalah jauh lebih sulit diawalnya.
Kenapa??....
Karena kenangan akan kebersamaan Rafif jauh lebih banyak dan jauh lebih terasa.
dan menjadi tugas saya sebagai suaminya untuk menenangkan dan menentramkan hatinya saat teringat akan buah hati kami.
Jujur....sebagai seorang suami pemula....
hal ini bukanlah tugas yang mudah walaupun tampaknya adalah sederhana.
Malam itu....
entah kenapa saya terbangun dengan tidak sengaja
saya lupa jam berapa tepatnya...
Memalingkan kepala ke sebelah kanan, terurailah wajah bunda, istri saya tampak lelah dan letih karena baru saja mengalami hal yang besar dalam perjalanan hidupnya menunaikan tugas sebagai istri dan juga calon ibu.....
berjuang demi kelahiran buah hati kami
berjuang di jalan Allah, Jihad Fi Sabilillah....
Wajahnya memang menampakkan kelelahan, dikarenakan memang fisik yang lagi menurun pasca operasi juga karena kelelahan batin karena banyaknya peristiwa yang terjadi.
"Rafif....fif.....sini nak"
saya hanya terdiam mendengarnya....
"Sini nak....bunda gendong ya....."
Semakin lekat mata saja memandang ke arah bunda....
"wah istriku mengingau nih" pikirku....(mungkin bunda lagi teringat sama Rafif)
"Jangan.....jangan....."
Tampak butiran-butiran airmata menetes di pelupuk mata si bunda.....
"Yang.....kenapa yang.....?"
"Bangun gih...."
Sambil ku usap air mata yang terus mengalir ke pipi....
hati ini pun jadi bergetar......sedih juga melihat kondisi bunda saat itu
namun saya maklum....
kehilangan anak bagi si ibu memang bukan perkara yang mudah dilupakan
Air mata itu masih saja menetes...
Membasahi bantal, setitik demi setitik....
untunglah tak berapa lama si bunda membuka matanya....
" Kenapa nda?"
"Mimpi ketemu si Rafif ya"
Bunda hanya menganguk lemah....sementara matanya menjadi merah dan sembab....
”Sudahlah, nda....jangan dipikirkan”
”Bobo lagi ya.....”
Kataku menenangkan sambil membelai rambutnya.....
Untunglah bunda mampu kembali tidur....
Walau masih sesengrukan karena tangis....
Tangannya melingkar ke leherku dan melanjutkan mimpi kami kembali
Esoknya, aku bertanya mengenai kejadian semalam
”Nda...tadi malam mimpi apa sih?”
Bunda hanya terdiam...
”Ga apa-apa kok yah.....”
Saya tak jadi melanjutkan pertanyaan....mungkin di lain waktu saja, disaat tepat saya akan menanyakan kembali..
Ternyata kejadian ini, berulang kembali....tak hanya sekali..atau dua kali....
kejadian ini terjadi 3 kali.....(entah berturut-turut harinya atau tidak....saya agak lupa)
Kembali saya menanyakan kepada bunda tentang mimpinya....
”mimpi apa sih nda.....kok nangis terus”
”Mimpi Rafif lagi ya”
”iya”....
”Memangnya Rafif kenapa, yang?”
Kali ini jawaban jelas saya dapatkan
Selama 3 malam tersebut bunda bermimpi tentang Rafif,
Mimpi yang teramat jelas bahkan nyata.....seolah semua terpampang dengan gamblang di pelupuk mata
Mimpi yang takkan terlupakan meski sejuta mimpi kan hadir mengganti....
Bunda terpana melihat pemandangan yang ada di depannya
Semua tampak putih dan bersih, bagai salju putih tanpa noda apapun
Sebuah taman yang memiliki kelapangan yang tak tergambarkan....
Bagai cakrawala tanpa ujung batas
Udaranya pun segar dan menyejukkan....
Bahkan jauh lebih terasa jika dibandingkan ruangan yang diberikan pengharum terbaik, sekalipun....
Mungkin inikah yang dinamakan Taman surga
Tetapi,...ditengah-tengah semua itu
Bunda melihat sebuah kotak.....
Kotak yang juga putih dan bersinar terang....
Yang ternyata adalah sebuah box bayi.....
Box bayi yang dengan jelas dikenali siapa bayi kecil yang ada disana
Ya.....
Itulah box Muhammad Rafif Sava Adyvka
Putra kami tercinta...
Di sekelilingnya banyak sekali penjaga....
Yang berbaju seolah jubah panjang......berwarna putih bersih
Dengan wajah yang bersinar.....
Entah.....
Mungkinkah itu wujud malaikat ???
Ataukah itu penggambaran bidadara penunggu surga....
Entah.....
Tapi yang terbersit di hati....
Mereka adalah orang-orang yang baik
Saat bunda memandang ke arah Rafif
Dia tertidur dengan tenang
Nyaman dalam buaian...
Bunda pun berusaha menghampiri...
Entah kenapa selalu saja tak bisa.....
Padahal....dengan jelas Rafif bisa terlihat jelas....
Tampak di depan mata seolah bisa tergapai dengan tangan
Namun tetap tak bisa teraih juga
Jadi semua seolah-olah dekat tetapi jauh...
”Fif....Rafif.....”
”Sini Nak,....Ini Bunda”
Namun Rafif tetap tidur dalam kotaknya. Seolah tak mendengar apapun
”Anakku sayang,.....Bunda datang....”
”Yuk...sama Bunda,nak ”
Bunda pun berusaha memandang wajah si kecil Rafif
Namun Rafif seolah memalingkan wajahnya....
Saat bunda melihat ke arah kanan, ia memalingkan wajahnya ke kiri
Saat bunda melihat ke arah kiri, ia memalingkan ke kanan
Seolah tak mau memandang lekat wajah Bundanya
Tak lama kemudian tangis Rafif pun terdengar.....
Mungkin ia mengerti akan kedatangan Bundanya
Sang penjaga pun menggendongnya
Berusaha mendiamkan tangis si kecil
”....Sini biar saya saja yang menggendong”
” Mungkin Rafif haus.....biar saya susui....”
”Jangan.......”
Penjaga itu mulai berbicara kepada Bunda...
”Kamu tidak boleh menggendongnya”
”Tapi...dia nangis..., biarkanlah saya menggendong dia”
Bunda berusaha meminta kepada penjaga agar memperbolehkan untuk menggendong Rafif.
”Jangan.....Kamu tetap tidak boleh menggendongnya”
”Kenapa.....Kenapa saya tidak boleh”......
”Jangan......”
Dialog demi dialog pun terjadi
Tak banyak yang bisa bunda ingat dan ungkapkan
Semua berlangsung demikian lancarnya
Meski sejatinya hal itu bukan dibicarakan dalam bahasa keseharian kita
Ya...bukan dengan bahasa Indonesia
Melainkan dengan bahasa seperti yang ada dalam Al Quran.
Entah kenapa ...semua bisa dimengerti dan jelas apa adanya
Beberapa pesan dan amanat juga disampaikan dalam percakapan itu.
”Sabar,...... Tegar dan ikhlaskanlah.....”
”Semua adalah Takdir dan kehendak Allah......”
”Allah telah memberikan yang terbaik buat kalian”
Sabar, tegar dan Ikhlas, itulah pesan Pertama buat kami. Bukan pekerjaan yang mudah... namun InsyaAllah kami coba dan bisa melakukannya.
”Saya ikhlas....atas kepergian Rafif....tapi saya tidak sanggup menanggung kesedihan atas kehilangannya.....”
”Apalagi Kami telah menanti dan menunggunya”
Penjaga pun kembali memberi bunda jawaban yang jelas
”Jika Allah hendak memberi kalian maka Ia akan memberinya namun atas kehendak-Nya pula jika Ia ingin kembali mengambilnya pula”
”Sesungguhnya atas ijin Allah pulalah kami bisa datang kemari, kami tidak punya kemampuan apa-apa atas hal tersebut”
”Tapi ijinkanlah saya menyentuh anak saya...boleh kan? ” Bunda pun kembali meminta ijin pada penjaga itu.
”Tidak......”
”Kamu tidak boleh menyentuhnya......karena jika kamu meyentuhnya maka kamu akan enggan melepasnya dan akan tinggal bersama di sini”
”Kamu belum diijinkan oleh Allah untuk tinggal di alam ini”
Kata penjaga itu dengan tegas. Lalu ia menyampaikan pesan kembali.
”Kamu adalah orang yang beruntung.....”
”Karena Allah sayang pada kamu, dan insyaAllah atas kehendak – Nya anak ini kelak akan menolong kamu dan suamimu di akherat kelak”
Subhanallah....
inilah janji Allah pada orang-orang yang sabar dan ikhlas atas ketentuan-Nya dan memang hal ini hanya diberikan pada orang-orang tertentu.....dan insyaAllah Allah menjadikan kami salah satu di dalamnya.
”Wahai manusia.......sampaikan pula kepada suami agar kalian mengkoreksi diri, perbaikilah diri kalian, perbaiki keluarga kalian hingga menjadi keluarga yang sakinah”
”Persiapkan diri kalian agar kelak kalian dapat bertemu kembali dengan buah hati kalian, Rafif”
”Sesungguhnya ada hikmah yang dapat kamu ambil dari semua peristiwa ini”
Inilah amanat kedua kepada kami agar memperbaiki diri dan menambah kebajikan agar kelak di Alam akherat, di kehidupan yang abadi kami dapat bekumpul kembali sebagai sebuah keluarga.
”Pulanglah......”
Kemudian bunda terbangun dari tidurnya akibat guncangan saya.
Bunda menceritakan hal ini secara jelas dan perlahan kepada saya, suaminya.
Hati ini bergetar mendengar penuturannya.
Namun saya yakin, bahwa hal ini bukanlah mimpi yang biasa, bukan mimpi yang sekedar buaian angan dalam tidur. Bukan mimpi yang akan hilang saat kita terbangun di pagi harinya.
”Sudah nda, jangan sedih......”
”Bunda beruntung masih diijinkan Allah untuk bertemu Rafif”
”Sedangkan ayah tidak......padahal ayah juga kangen sama dia....”
Bunda menganguk pelan dan memperhatikan wajah saya.
”Iya...”
”Tapi bunda ingin melihat Rafif lagi.....”
”Bagaimana keadaan dia di Sana ”
”Bunda sabar ya....Rafif sudah senang kan di sana”
”Rafif telah mendapatkan yang terbaik jauh dari apa yang akan dia dapatkan di dunia ini”
”Kalau bunda ingin bertemu Rafif, mintalah kepada Allah agar dijinkan kembali ke sana”
Aku pun meyakinkan Bunda agar sabar dan tenang. Untungnya istriku paham.
Lalu apakah hal itu kembali terjadi ????
Ya....hal itu kembali terjadi 2 kali.....
Namun kali ini berbeda......
Dalam kunjungan ke taman surga yang ke -4
Taman ini terlihat memiliki pagar, namun bunda masih bisa melihat Rafif dengan jelas
Bunda melihat Rafif jauh lebih sehat ....jauh lebih aktif
Bahkan dia sudah bisa tengkurap......
Tertawa......
Mulai berbicara ala bayi....(gmmm....mmua m....)
Sambil sekali-kali mengeluarkan air liur atau mengences di sudut bibirnya yang mungil...
Bunda pun melihat ke arah Rafif.....
Kali ini dia mau memandang wajah bundanya....
Wajahnya ternyata sama persis dengan yang pernah digambarkan dalam mimpi sebelumnya, saat Rafif masih dalam kandungan. Dimana yang paling mirip dengan ayahnya adalah bentuk jidat dan bentuk muka.
Lalu matanya pun mempunyai kemiripan yang sama dengan ayahnya, hal yang mana tidak sempat kami lihat saat selepas persalinan. (Karena sudah bobo maka matanya tidak kami buka waktu itu)
Tak lama kemudian Rafif bergerak
Tangannya mengangkat seolah-olah ingin digendong...
”Sini nak.....”
”Nyaa...nya....”
Bunda menjulurkan tangan dan hal ini seolah dimengerti oleh Rafif.
”Jangan.......”
”Pulanglah kamu ke dunia kamu....ini bukan alam kamu”
”Kamu tidak diperbolehkan kembali ke sini”
Penjaga tersebut seolah bingung...kenapa bunda masih bisa kembali ke taman surga itu.
”Kenapa saya tidak boleh lagi ke sini ”
”Saya kan kangen sama anak saya”
”Saya ingin melihat bagaimana keadaannya saat ini”
Bunda menjelaskan maksud kedatangannya
”Kamu tidak boleh kesini agar tidak timbul rasa sayang diantara kalian”
”Karena jika Rafif sayang pada kamu, dia akan mengajak kamu tinggal bersamanya”
”Padahal kamu belum dijinkankan untuk tinggal disini”
Bunda terdiam mendengar penjelasan penjaga tersebut.
Lalu penjaga itu melanjutkan
”Coba kamu lihat ke sana”
Tampaklah wajah dan diri saya diseberang taman
”Apakah kamu tidak sedih dan sayang kepada suami kamu?”
”Kasihan dia jika harus kehilangan kamu setelah kehilangan anaknya”
”Jangan.....”
Bunda pun tergugah...
Dilihatnya wajah saya berulang-ulang....
Dan karena rasa sayangnya pula kepada saya, ia mengerti apa yang di ucapkan oleh sang penjaga.
”Pulanglah....”
Dan kembalilah pula bunda ke Alam nyata ini dan terbangun dari tidurnya
Sementara pada kunjungan yang ke -5 dan terakhir
Keadaan taman jauh berbeda.....
Taman memiliki pagar di sekelilingnya dan posisi bunda adalah di luar pagar.
Bunda mencoba membuka gerbang namun tidak bisa masuk,
Lalu mencoba memanggil para penjaga namun tidak ada hirauan dari mereka
Para penjaga sibuk dengan kegiatan masing-masing....
Bunda pun mencoba berkeliling dan mengitari taman itu...
Sayang......
Tak satu pun lobang dan jalan dapat ditemukan....
Maka bunda pun kembali pulang......
Dan itulah kesempatan terakhir berkunjung ke taman surga.
Pengalaman yang berkesan dalam
Dan tak terlupakan....
Kini kami harus menjalani kembali hidup kami
Berusaha memperbaiki apa yang kami mampu
Berusaha mempersiapkan diri kami agar dapat bertemu kembali buah hati kami
Dan jikalau kami merasa rindu dan kangen terhadapnya....
Kami hanya memandang fotonya yang kami simpan di HP kami masing-masing....
Sampai ketemu kembali Anakku yang tercinta
Tunggulah dan jemput kami di dalam surga Allah
Agar kita dapat bersama kembali
Copyright by Deds - 2 Mei 2006
Ditampilkan sebanyak : 2745