Mempunyai anak yang lucu dan sehat pastilah dambaan untuk setiap orang tua, untuk memiliki anak yang sehat dapat dilakukan dengan salah satu cara mengikuti program wajib imunisasi yang jadwalnya dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI. Imunisasi dibagi menjadi dua, imunisasi yang diwajibkan dan imunisasi yang dianjurkan. Mengapa ada yang wajib dan ada yang dianjurkan ?.
Menurut keterangan dokter anak kami, imunisasi wajib maksudnya karena harga imunisasi tersebut cukup murah dan biayanya tidak memberatkan orang tua, sehingga menjadi imunisasi yang diwajibkan, sedangkan imunisasi yang dianjurkan karena harganya yang cukup relatif mahal. Mengapa harganya mahal, karena belum diproduksi di Indonesia, demikian jawab dokter anak kami.
Bagaimana tidak untuk melakukan imunisasi IPD (Invasive Pneumococcal Disease), orang tua harus mengeluarkan uang Rp. 900.000. untuk sekali imunisasi, sedangkan jadwal yang diberikan oleh dokter ada 3 kali imunisasi IPD dan ditambah 1 kali saat usia bayi satu tahun untuk booster. Menurut dokter kalau anak usianya 9 bulan, maka imunisasi IPD cukup dilakukan 2 kali saja ditambah booster 1 kali, dan alhamdulillah anak kami Hafizal Hasburrahman telah 3 kali di imunisasi IPD, tinggal 1 kali lagi untuk booster.
IPD adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus (streptococcus pneumoniae). Bakteri tersebut secara cepat dapat masuk ke dalam sirkulasi darah dan merusak (invasif) serta dapat menyebabkan infeksi selaput otak (meningitis) yang biasa disebut radang otak. sebagian besar bayi dan anak di bawah usia 2 tahun pernah menjadi pembawa ( carrier) bakteri pneumokokus di dalam saluran pernapasan mereka. Oleh karena itu, bayi baru lahir hingga bocah usia 2 tahun berisiko tinggi terkena IPD.
Imunisasi IPD di Indonesia sendiri baru di anjurkan pada tahun 2006. Di US dan Australia sendiri imunisasi Pneumococcal (Prevenar) ini udah jadi imunisasi wajib. Begitu juga di beberapa negara Asia yang lain seperti HK dan Singapura. Di Indonesia sendiri vaksin ini belum menjadi vaksin wajib. Jadi balik-balik ya decision ada di tangan kita as the parents...
Oya, menurut dr Wati yang di milis Sehat, di Indonesia sendiri belum ada penelitian mengenai penyebaran dari bakteri ini. Jadi tidak ada patokannya. Semuanya diserahkan ke tangan orang tua masing-masing...
Yah prinsipnya sih lebih baik mencegah dibanding mengobati ya gak... :)
Ditampilkan sebanyak : 3465