Senyum manis Zahra yang selalu mengiringi langkahku bekerja membuat hari-hariku dikantor sedikit lega. perasaan yang setiap hari aku rasakan, meninggalkan anak untuk bekerja. "Dek Zahra mama berangkat kerja dulu ya, maem yang banyak, jangan cengeng ya dek,harus pinter dirumah sm mbak, ntar mama telpon dari kantor, oce, daaah sayang ...." Setiap hari selalu kalimat itu yang terucap, ga tega memang ninggalin Zahra dirumah dengan mbak, tapi itulah yang harus dijalani. Saya yakin banyak bunda bunda yang bekerja dan meninggalkan anaknya dari pagi sampai sore, mengalami perasaan yang sama (atau itu hanya perasaanku saja untuk menghibur diri ya?). Sebagai seorang ibu di dasar lubuk hati yang terdalam tentu tidak akan pernah tega ninggalin anaknya dirawat orang lain, tetapi karena memang itu yang harus dijalani, ya kita jalani aja, yang penting keikhlasan hati untuk selalu bekerja dan berdoa agar anak kita tumbuh sebagai anak yang mandiri dan pintar, meskipun mempunyai seorang ibu yang bekerja dan tidak selalu menemaninya untuk bermain, tidur siang, makan siang atau melakukan aktifitas apapun selama hampir 8 jam setiap harinya. Senin sampai jum'at berangkat kerja jam 8.30 dari rumah menuju kantor, kalo udah jam di kantor menunjukkan pukul 4 sore perasaan ini rasanya senaang sekali, entah itu hujan, entah itu macet yang penting aku mau pulang dan bentar lagi ketemu Zahra. Apalagi kalo udah hari jumat, terasa cepat waktu berlalu dikantor, apa itu cuma perasaanku aja kali ya, soalnya kan besoknya hari sabtu libur ,minggu juga libur, bisa maen sama zahra seharian. seneng banget. selalu hati ini bertanya, apakah perasaan yang aku rasakan ini sama dengan bunda-bunda yang lain ya? apakah kita merasa salah meninggalkan anak kita untuk bekerja ya? entahlah, yang aku yakini kehidupan ini harus dijalani, bukan untuk selalu dipertanyakan. buat para ibu yang bekerja dan meninggalkan anaknya untuk bekerja, semoga kelak anak kita menjadi mandiri, tidak manja dan mencontoh bundanya sebagai bunda yang bekerja keras dan sayang keluarga.