Saya melly 26, sudah menikah sejak th 2006 sama kurniawan 34,sudah dikaruniai anak laki-laki 8 bln , saya sangat bersyukur sama Tuhan karena sudah 8 bln saya menikah baru mendapatkan hadiah yang terindah,pada bulan Desember 2006 saya dinyatakan hamil setelah saya telat 10 hari, terus saya kasi kabar ke suami saya dengan tidak yakin suami saya langsung ngajak saya kedokter.ternyata dokter menyatakan saya hamil dia sangat bahagia sekali.yang sangat berkesan dengan suami saya yaitu dia selalu dampingin saya kedokter setiap bulan dan tidak pernah absen sekali pun, sejak saya hamil saya tidak mengalami mual di bulan awal setelah bulan ke 4 saya baru mengalami mual tapi tidak ngidam dan suami saya tidak begitu repot .
Seteleh kehamilan saya sudah meginjak 9 bulan saya tidak merasakan apa-apa sampai usia kehamilan saya sudah hampir 10 bulan saya juga belum bisa merasakan mau melahirkan , dengan merasa bingung dan kwatir saya ke dokter dengan diantar suami saya kemudian dokter menyatakan saya harus di infus(dipancing) kemudian saya shok dengan rasa pengen marah,bingung, kesal, dan berbagai macam rasa yang saya rasakan, setelah dinyatakan mau diinfus saya pun pulang kerumah untuk mempersiapkan diri besok harinya .
Sampai dirumah rasa kesal pun belum hilang karena shok mau diinfus besoknya soalnya saya belum pernah merasakan diinfus atau menginap dirumah sakit makanya rasa marah,kesal selalu ada di hari itu juga dan suami saya selalu mendampingin saya waktu saya kesal atau pun marah sampai –sampai hari itu juga dia tidak kerja untuk menemani saya sampai besok mau diinfus
Besok harinya pagi-pagi jam 9:00 saya sama mertua dan suami menuju rumah sakit dengan membawa perlengkapan bayi dll, sesapai dirumah sakit saya langsung menuju kamar bersalin dengan ditemani suami tanpa pikir-pikir lagi apa yang saya rasakan dengan rasa pasrah dan semua tergantung sama Tuhan, saya langsung di tidurin dan digantiin baju di infus,disuntik kemudian dibukain pintu 1(rasa sakitnya bukan main) waktu demi waktu sudah 2 jam diinfus masih juga tidak merasakan apa-apa,pas merasakan ketika air ketuban mulai pecah maka rasa sakit pun mulai terasa dengan berbagai macam rasa, dengan air ketuban pecah pintu untuk mengeluarkan baby sudah hamir 12 jam belum juga bertambah dengan rasa sakit dan suami sangat bingung dengan kesakitan saya dan tidak lama suami saya membuat sebuat keputusan dengan oprasi cesar
Kemudia rasa pengen marah pun muncul kepada suami karena seumur hidup saya tidak pernah merasakan oprasi, untung suami saya sabar menghadapi kemarahan saya dan selalu mendampingin saya.
Jam 23:00 saya kemudian di antar di ruang oprasi saya sangat takut dan pasrah kan diri saja , gak lama kemudian saya ruang oprasi saya di suntik kebal dipunggung kemudian saya mulai tidak bisa merasakan apa-apa lagi di bagian perut bawah saya gak lama dokter datang kemudian mulai siap untuk melakukan oprasi dengan tekat dan pasrah saya pun di bedah gak lama kemudian baby nya pun keluar, ternyata oprasinya berjalan lancar saya sagat bersyukur sekali sama Tuhan walaupun saya sempat ketiduran saat di oprasi karena kedinginan.terus babynya dibawa keluar untuk di perlihatkan, suami serta mertua saya.
Saya sangat bersyukur sekali mendapatkan suami yang sangat sabar menunggu sampai tidak bisa tidur dan kerja saat itu juga. Dan sekarang dia sangat bahagia sekali mendapatkan anak laki-laki yang sedang dia bangga-banggakan , sampai-sampai bekerja keras untuk mendapatkan apa yang sedang kita perjuangkan yaitu untuk membeli rumah. Sekarang ini saya dan suami tinggal satu rumah dengan mertua(ibu dari suami) tentu saja tidak enak terus menerus tinggal dengan mertua walau pun dia tinggal sendiri disana. Dan suami saya ingin memiliki rumah sendiri bagi keluarganya dimana dengan adanya anak dia sekarang bisa berfikir lebih ke anak dan istrinya, dia sangat saying sama anaknya setiap pulang kantor selalu main sama anaknya dan sebelum tidur ada kecupan net tidur pokoknya lucu deh apalagi sekarang anak kami sudah 6 blnan