Assalamualaikum
Cemas adalah teman setia abi sepanjang hari itu. Hari dimana takdir memutuskan untuk menciptakan sua diantara kita. Hari ketika Bunda gelisah menahan sakit. Hari ketika semesta dipenuhi doa jamaah jum'at. Bukan hal biasa bagi abi berada dalam kekhawatiran, cemas menanti dan menyadari bahwa cinta ini benar-benar akan terbagi. Tak ada siapapun yang menemani abi menampik was-was, selain doa yang terus abi panjatkan agar sua kita benuh berkah.
Hari itu tepat 30 hari yang lalu, ketika subuh Bunda menyadari ketubannya sudah pecah sebelum waktunya. Maafkan abi yang saat itu hanya mampu terpana dan kurang tanggap menyadari kau akan segera hadir diantara kami. Bahkan masih sempat berfikir untuk mengantar Bunda ke RS dengan angkot. Maafkan, meski akhirnya kita bertiga naik taksi bukan? Abi selalu berharap bahwa kelahiranmu bisa dilewati dengan cara normal, selain pertimbangan biaya, Abi juga tidak tega jika perut Bunda di sayat. Tapi kau dan Dia memutuskan lain, cesar adalah takdir. Mungkin. Dan menjadi iya saat ini.
Genap 30 hari kini kau berada diantara kami, menghadirkan hal-hal unik yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya. Menciptakan pola hidup yang terus terang saja, kami tidak terbiasa. Bundamu sudah jadi nokturnal sekarang, setiap kali erang kesahmu membahana rupa. Dan dia akan dengan sabar menenangkanmu diantara kantuknya. Mengganti popokmu, menaburkan bedak, lalu mendekapmu hangat sambil sesekali menguap.
Bunda sangat mencintaimu, begitu juga Abi, meski tak bisa setelaten dia. Tapi jangan khawatir, cintaku tak berbilang pada kalian. Abi sedih, menghadapi kenyataan bahwa kita harus berjauhan saat ini. Abi tidak bisa melihatmu setiap pagi hari dan mendapatimu ternyata sudah terbangun lebih dulu daripada kami, kamu bermain sendiri, dan kalau sudah bosan atau pipis, kamu pasti nangis dengan keras. Buat abi, merawatmu adalah hal terindah bersemu kantuk yang pernah abi lakukan.
Dan sayangnya hanya akhir pekan saja abi bisa pulang dan menemuimu. Mendengarkan cerita Bunda tentang polahmu yang lucu, tentang tangismu yang sering kali membuatnya dunia terjaga. 2 hari terakhir dalam 30 harimu, kamu sakit. Badanmu hangat lebih dari biasanya, kami khwatir, tapi katanya, kamu mau pintar, tapi katanya kamu mau berkembang, tapi katanya karena cuaca, entahlah saiapa yang benar, yang pasti Bunda sudah membawamu ke Bidan, dan sekarang kamu sudah berangsur membaik. Alhamdulillah. Lega.
Nibras yang ganteng, banyak sekali memoar tentangmu, bahkan jauh sebelum kau benar-benar hadir. Tentang cinta segitiga anatara Abi, Bunda dan dirimu, tahukah bahwa ini indah, sungguh. Tiba-tiba saja abi menjadi seorang ayah, dan Bunda menjadi seorang ibu, untuk seorang anak. Bahwa kau adalah amanah, itu jelas. Dan kami hanya akan berusaha menjaga serta melakukan yang terbaik buatmu.
Jakarta, ketika kangen dan hanya bisa menyaksikanmu di Handphone
Dedicated to, Akh Nibras
* Ditulis oleh sang Suami
Ditampilkan sebanyak : 1003