Alhamdulillah tgl. 23 Juni 2008, Adiknya helda lahir, tepatnya pada pukul 13.30. Berat lahirnya 2,9 kg. Panjang 48 cm melalui proses persalinan normal.
Proses persalinannya lumayan cepat. Pagi masih berangkat ke kantor, belum terpikir akan melahirkan hari ini. Sekitar setengah delapan terasa sakit, dan terjadi kontraksi. Pukul 12 siang keluar kantor menuju rumah bidan. Ternyata Bu Bidannya masih keluar rumah. Sempat pulang dulu, shalat dhuhur, ambil perlengkapan yang memang sudah disiapkan dan berangkat lagi.
Sampai di rumah bidan Lilik, ketuban pecah, setengah jam kemudian lahirlah bayi yang kami beri nama, Hylmi Elfrida Rahmapramesti Aldenia, dipanggil Hera.
Helda cukup antusias menyambut kehadiran adiknya. Senyam-senyum dan bolak-balik nengokin adiknya.
Sekarang Hera sudah tiga setengah bulan, masih full ASI, beratnya sudah 6,2 Kg. Sudah mulai suka teriak-teriak dan sepertinya mengerti bila diajak bicara.
Waktu Helda dulu nggak bisa ASI Ekslusif. Itu karena kurangnya pengetahuanku tentang pentingnya ASI dan bidan yang juga langsung memberikan susu formula sesaat setelah lahir. Ada sedikit rasa sesal, kenapa waktu itu belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang pentingnya ASI.
Untuk Hera, aku berusaha sedapat mungkin bisa memberi ASI Ekslusif sampai enam bulan, semoga saja bisa. Alhamdulillah setelah beberapa hari masuk masih sempat memerah ASI di kantor, semoga begitu seterusnya.
Hera termasuk jarang nangis, tapi sekalinya nangis, tangisnya begitu keras dan beberapa kali sulit untuk dihentikan. Biasanya Hera menangis bila minta digendong tapi tidak segera di gendong, atau masih mau digendong tapi di taruh.
Kalau lapar Hera biasanya memiringkan mukanya, dan mangap-mangap, kadang sampil teriak "a...a...a...".
Di usia tiga bulan, Hera mulai miring-miring, tapi belum bisa tengkurap. Kalau ditidurkan Hera sudah bisa bergeser, pindah posisi jadi agak mirih atau kepalanya turun dari bantal.
Kadang kalau bangun tidur, Hera nggak langsung bersuara, tapi lihat-lihat sekeliling saja sambil masukin tangannya ke mulut. Setelah itu akan terdengar bunyi "hok..." seakan mau muntah karena dia memasukkan tangannya terlalu dalam.
Untuk menidurkannya, kadang dengan di gendong, di ayun di kereta bayi, dibacain cerita, kadang juga tidur dengan sendirinya saat dibiarkan terbaring.
Begitulah anak keduaku.
Ditampilkan sebanyak : 685