21 juli 2008 pukul 22.00 wita. Nailah terbangun dari tidurnya karena mendengar tangisan kakaknya faris. Faris menangis minta dibuatkan susu. Karena dari tadi sore Nailah juga belum minum susu, akhirnya aku memutuskan untuk membuatkan susu kedua anakku. Aku meletakkan Nailah di tempat tidur. Sedangkan Faris terus merengek sambil memegangi kakiku. Aku segera ke dapur membuatkan susu keduanya. Tapi tangis Nailah semakin keras. Karena aku takut Nailah jatuh dari tempat tidur,maka dia kugendong. Sementara itu Faris masih belum puas dengan susunya. Karena dia mempunyai kebiasaan makan susu bubuk setelah dibuatkan susu. Akhirnya dengan menggendong Nailah di tangan kiri, aku mengambil sendok dan menyuapkan susu bubuk kepada Faris. Karena meja makanku pendek,Nailah aku berdirikan di meja tapi tetap kudekap dengan tangan kiriku. Untuk sejenak aku tidak memperhatikan Nailah yang ternyata sedang memencet termos. Seketika Air termos keluar den Nailah duduk terjatuh di atas meja sambil menangis. Astagfirllah... ternyata aku tadi lupa menutup termos karena terburu2. Aku panik sekali. Saat itu suamiku sedang tidak ada di rumah. Aku segera keluar mengetuk pintu tetangga. "bude,pakde toling antar aku ke RS,anakku tersiram air termos" Saat aku panik si pakde malah entang menjawab "ah,g papa tu,kasih aja odol aku cuci piring dulu", "tolong cepat pakde Nailah menangis terus". Aku segera berlari keluar gang melewati kerumunan bapak2 yang sedang rapat pembentukan panitia perkawinan salah satu warga. Kontan bapak2 bertanya, apa yang terjadi? Tapi karena panik aku tak sempat menjawab pertanyaan mereka. Aku langsung saja naik ke atas motor. Setelah sampai RS anakku ditangani oleh dokter dan perawat di ruang UGD. Sekitar 1/2 jam kemudian suamiku datang. Saat itu aku masih menangis, tiba2 suamiku langsung membentakku "kenapa kamu siram anakmu dengan air panas?". Ha? menyiram anakku? memangnya aku sudah gila?. Lalu aku jelaskan kejadiannya pada suamiku. Ternyata bude tetanggaku yang suaminya aku mintai tolong membawa aku ke RS bercerita pada bapak2 yang tadi aku lewati, katanya"mboh rista iku wes gendeng be'e anakke disiram banyu panas" (g tau rista tu udah gila kali anakkya disiram air panas). Masya Allah... Setelah aku pulang dari RS tersebarlah bahwa aku ibu gila. Akhirnya aku klarifikasi atas semua tuduhan itu.
Karena aku takut membersihkan sendiri luka bakar Nailah, maka setiap hari aku harus ganti perban ke RS. Sebenarnya yang aku takutkan adalah jika tanganku tidak steril bisa membawa bakteri pada luka anakku. Untung salep dari RS bagus, 1 minggu luka bakar anakku sudah mengering. Tapi... bekasnya masih terlihat sampai sekarang. Kejadian itu memberiku sebuah pelajaran penting. Aku tidak boleh lagi membawa anakku saat membuat susu. Lebih baik aku membiarkan dia menangis. Kata suamiku,toh dia tidak akan apa2 kalau menangis menunggu bunda membuat susu yang mungkin hanya memakan waktu 5menit. Ya.. sejak saat itu aku juga tidak lupa untuk selalu menutup termos. Padahal, aku tidak mau memakai dispenser karena takut anakku terkena air panas, tapi ternyata termos juga bisa membawa petaka. Semoga kecerobohanku ini bisa dijadikan pengalaman oelh bunda2 yang lain
Edit blog
Ditampilkan sebanyak : 1004