ketika gadis dulu aku berangan mempunyai pasangan seorang laki2 yang mempunyai pekerjaan tetap atau karyawan disuatu perusahaan. ternyata aku mendapatkan jodoh seorang laki2 yang tidak betah bekerja dibawah tekanan orang lain atau terikat dengan sebuah instansi. lebih tepatnya suami itu adalah tipe laki2 yang tidak suka disuruh - suruh.
beberapa waktu yang lalu aku bertemu teman lelakiku. akhirnya kita saling curhat tentang kehidupan masing2.dia bercerita sekarang dia bekerja disebuah perusahaan swasta elite. aku sempat berdecak kagum karena setauku untuk masuk diperusahaan tersebut harus melewati beberapa test yang nggk mudah. tanpa aku sadari aku berkata dalam hati "andai suamiku seperti dia".kebetulan teman tersebut belum merit dan ketika sekolah dulu dia sempat menyatakan cintanya kepadaku.
beberapa hari kemudian, dipagi hari kira2 sekitar pukul sepuluh aku menyaksikan suamiku tengah asyik menonton tv. pekerjaan suami yang seorang wiraswasta memang tidak mengharuskan suami bekerja tiap hari ataupun berangkat pagi seperti layaknya para pekerja. pemandangan yang biasa ini entah mengapa terasa mengganggu penglihatanku. aku mulai mengomel dalam hati "kenapa sih nggk kerja pagi2 gini? malah enak2an nonton tv?" dalam penglihatanku apa yang dikerjakan suami selalu salah dan tak berarti. aku selalu melihat kekurangannya dan selalu melihat kelebihan temanku itu. ketidak puasanku ini aku tutup rapat2 dalam hati. aku takut suamiku sedih kalo tau hal ini.
keadaan ini akhirnya membawa dampak yang nggk baik bagi rumah tanggaku. aku jadi lebih pendiam. canda suami juga kutanggapi dengan dingin. kehidupan rumah tanggaku perlahan meredup. nggk seceria atau sehangat dulu.
beberapa hari kemudian ketika aku lagi nonton tv bareng suami, diam - diam kupandangi wajah baby facenya. aku berfikir......... apa yang membuatku memilih lelaki di depanku ini........ akhirnya kutemukan jawaban mengapa aku tak mau melepas sosok ini meskipun sedetik. kenapa aku begitu mencintai sosok tegas ini. mungkin suamiku memang tidak sempurna, tapi bagiku tidak ada yang bisa mencintaiku dengan tulus dan indah seperti yang dilakukan suamiku selama ini. segera kupeluk sosok tangguh didepanku sembari mendaratkan ciuman hangat di pipi juga keningnya. kubisikkan ditelinganya betapa aku mencintainya. suami yang kaget mendapat perlakuan seperti itu lantas membalas ciumanku kemudian balik berbisik ditelingaku. "kakak juga sayang kamu de!" dalam hati aku berjanji nggk akan pernah membandingkan suami dengan siapapun. i love u honey......
nb : ketika kita mulai membandingkan seseorang dengan orang lain ketahuilah bahwa pada saat itu juga orang tersebut tidak pernah menang dimata kita. jadi jangan pernah membandingkan orang yang kita sayang dengan orang lain. setuju???????
Ditampilkan sebanyak : 2178