Ayo,…ayoo,..bunbun,…bata,..bata..(maksudnya baca) teriak nazira, putri kecilku yang baru berumur 16 bulan. Kalo sudah berteriak-teriak seperti itu biasanya dia minta dibacakan buku ceritanya yang entah sudah keberapa kalinya aku bacakan. Buku ceritanya tentang seekor ulat yang bernama uli, ingin punya banyak teman tapi tidak ada yang mau berteman dengan uli karena tubuh uli penuh dengan bulu dan sangat menyeramkan.
Nazira sudah siap dengan posisi kesenangannya saat membaca, duduk di pangkuanku dan buku ceritanya diletakkan di pangkuannya pula. Nah, sekarang bun2 mulai bercerita. Halaman satu selesai, halaman kedua selesai juga tapi begitu halaman ketiga baru aku buka, Nazira langsung berteriak “pergi,..pergi” sambil menunjuk-nunjuk tangannya dan memintaku juga menirukan gerakannya tadi.
Aku tertawa geli, di halaman ketiga itu uli bertemu dengan capung, lalu uli mengajak capung berkenalan,tapi kasihan sekali uli karena capung tidak mau berteman dengannya dan capung mengucapkan kata pergi,..pergi,..sambil menunjuk-nunjuk tangannya supaya uli menjauh. Ternyata nazira sudah hafal sekali jalan ceritanya, sampai-sampai dia bisa menirukannya. Aku langsung memberikan penjelasan padanya bahwa itu tidak baik, kalo teman harus disayang, nazirapun kembali beraksi “ayang,..ayang,… sambil mengusap-usap gambar uli.
Semenjak umurnya 8 bulan aku memang sudah rajin membacakan buku cerita untuknya, mungkin orang berfikir ‘loh kok masih bayi sudah diajak membaca, ngerti aja belom,..ya, menurutku tak kenal makanya tak sayang. Kalo sudah kenal buku insya Allah selanjutnya nazira akan senang dengan aktivitas membaca.
Melihatnya bertingkah seperti itu aku sangat bahagia sekali, rasanya bermanfaat sekali membacakan buku cerita untuknya. Sisihkan waktu hanya 10 menit setiap harinya, alhamdulillah hasilnya luar biasa.
Ditampilkan sebanyak : 904