Kehamilan merupakan masa perubahan dalam aspek kehidupan, termasuk seksual. Sebagian wanita yang belum pernah mengalami orgasme atau nafsu sex tiba-tiba merasakan keduanya sewaktu hamil. Wanita lainnya karena terbias mengalami gairah seksual dan mudah mencapai orgasme tiba-tiba kurang bernafsu dan sukar orgasme. Perubahan-perubahan dalam sikap seksual ini bisa membingunkan, menimbulkan rasa bersalah, mengembirakan atau kombinasi yang membingunkan dari ketigannya.
Banyak pasangan suami istri yang kurang tahu tentang apa yang akan mereka hadapi atau tidak akan mereka hadapi dalam berhubungan intim. Akibatnya banyak pasangan menjadi ragu-ragu perihal langkah yang harus diambil. Untuk membantu menghilangkan rasa takut dan kawatir, serta melakukan (atau tidak melakukan ) hubungan dengan lebih tenang dan menyenangkan perlu diketahui mengapa bersenggama diwaktu hamil berbeda dengan saat-saat lainnya. Hal ini karena ada banyak perubahan yang mempengaruhi minat senggama yaitu
Mual dan muntah
Keletihan
Perubahan bentuk tubuh
Menyempitnya genital
Nyeri tekan pada payudara
Perubahan pada sex vagina
Perdarahan kepekaan mulut rahim (cervix)
Bocornya colostrums
Takut melukai janin/menyebabkan keguguran
Takut orgasme akan merangsang timbulnya keguguran/kelahiran dini
Takut janin “melihat” atau “menyadari”
Takut senggama mengakibatkan infeksi
Kemarahan yang tidak disadari dsb
Kebanyakan wanita menghindari senggama selama kehamilan. Namun bila pernah mengalami keguguran atau kelahiran prematur, mintalah saran pada dokter kandungan.
Seiring dengan membesarnya perut, tentu tak nyaman lagi melakukan senggama dengan posisi pasangan (suami) diatas. Ada beberapa posisi yang aman dan nyaman dalam melakukan senggama saat hamil yaitu :
Wanita diatas pasangannya
Pasangan(suami) berbaring bersisihan, dan berada diposisi yang sama
Melakukannya dari belakang (posisi menunging).
Bagaimanapun posisinya sebaiknya melakukan senggama dengan lembut serta jangan terlalu kuat dan dalam.
Apakah sex dapat mencederai janin? Alat kelamin pria (Penis) tidak dapat mencapai rahim dan janin aman dalam cairan amniotik yang melindunginya dari getaran, selain itu “mucous plug” (sumbat lender) pada mulut rahim bertugas menahan. Orgasme pada ibu, dan prosta glandin pada air mani (kecuali pakai kondom) dapat menimbulkan kontraksi rahim. Yang mungkin masih berlanjut setelah hubungan sex berhenti. Kontraksi pada rahim adalah hal yang wajar yang tetap ada meskipun biasanya tidak terasa pada reproduksi wanita. Akibat orgasme pada fetus belum diketahui, namun tampanya berakibat menguntungkan. Saat wanita mencapai orgasme kontraksi uterus akan memberikan tabahan darah dari pembuluh darah kepada janin.
Kapan sebaiknya membatasi hubungan sex/senggama?
Setiap terjadi perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya
Selama trimester pertama bila seorang wanita memiliki riwayat keguguran atau terancam keguguran atau menunjukan tanda-tanda akan terjadinya keguguran selama hamil
Selama 8 – 12 minggu terakhir bila seorang wanita memilki riwayat kelahiran prematur atau terancam kelahiran premature
Bila membran janin (kantung ketuban) telah pecah
Bila diketahui plasenta berada dalam posisi abnormal, dekat atau melewati rahim (plasenta letak rendah atau plasenta previa) sehingga bisa terlepas secara prematur mengancam jiwa ibu dan janin
Pada trimester terakhir, bila mengalami kehamilan ganda (kembar)
Sekalipun kwalitas atau kuantitas senggama tidak seperti sebelum hamil, pengertian tentang apa yang terjadi dalam dinamika hubungan selama hamil dapat membuat hubungan batin tetap kuat, bahkan bertambah kuat tanpa melakukan senggama yang sering atau hebat.
( Eka Setiyawati, AMd Keb - Bidan RSUD Saras Husada Kab. Purworejo Jateng)