~DA~
Mengendong bayi membuat anda merasa besar,
kuat, penting, bertanggungjawab,
dan benar benar merasa dibutuhkan.
Saya dan Nibras mempunyai hubungan istimewa yang hanya bisa kami rasakan berdua. Meski dalam beberapa hal, saya harus mengakui bahwa dia lebih bergantung pada Bundanya daripada kepada saya.
Saya tidak pernah merasakan begitu percaya diri sebelumnya, ketika harus menggendong bayi. Tidak juga dengan keponakan-keponakan saya yang lain atau siapapun juga dibandingkan rasa percaya diri ketika saya menggendong Nibras. Rentangan tangannya kepada saya ketika dia berada di lantai sungguh membuat saya merasa beruntung, bahwa saya diberikan tugas semenyenangkan itu untuk melindungi mahluk-Nya yang serapuh bayi. Bahwa apa yang saya makan dan hirup, kemudian menjadi sebuah kekuatan yang besar untuk dapat menumbuhkannya menjadi besar.
Ketika Nibras berlari (merangkak dengan cepat) untuk menghindari si mpus yang mengeok di depan pintu, saya melihat keberanian dalam tawa ketakutannya. Ya, saya meyakini bahwa dia sebenarnya tidak takut pada kucing itu, atau paling tidak, dia memang belum berani. Dan yang membuat saya merasa kuat untuk melindunginya adalah bahwa dia berlari menghampiri saya dan meminta perlindungan. ketika itu, saya akan dengan sigap lebih dahulu menghampirinya kemudian memberika pelukan jagat raya kepadanya sambil berujar pelan: it's gonna be fine, son.
Terkadang saya cemburu melihat betapa penting sosok Bunda buat Nibras. Ketika setiap kali dia bangun dari lelap, tentu saja Bunda adalah kata kunci yang saya terjemahkan dari tangisannya. Hampir tidak ada yang bisa menggantikan. Bahkan untuk sementara. Jika penawar tangisan itu belum datang menghampiri dan memberikan kehangatan, Nibras tidak akan mengurangi raungannya. Pun saya sudah menggendong dan menghiburnya sedemikian rupa. Jika digubah dalam sebuah lagu, mungkin akan jadi seperti ini: Jika kubuka mata ini kuingin selalu ada dirimu, dalam kelemahan hati ini... bersamamu. Aku tegar..
Tentu saja mereka -Nibras dan Bundanya- merupakan tanggung jawab terbesar saya saat ini. Apapun yang terjadi, saya merupakan bahu sandaran mereka yang harus bisa diandalkan dalam kondisi apapun. Tidak ada keraguan untuk menolak sedikit saja tanggung jawab itu. Pun saya masih sering merasa malas ketika harus bergantian merapikan hasil kreasi buah hati kami yang saat ini sudah mulai bertualang di rumah kecil itu, kreasi yang menghasilkan ketidak teraturan di setiap sudut rumah. Saya harus terbiasa sehat ketika badan terasa sakit demi mereka. Harus terjaga meskipun semalaman berteman insomnia. Karena saya bertanggung jawab penuh pada mereka.
Sapaan dan pesan-pesan singkat yang dikirimkan Bundanya pada saya ketika saya berada di kantor, tentang perilaku Nibras selama saya tidak ada, sungguh membuat saya merasa eksis diantara mereka. Ketika Bundanya mengatakan: "cepet pulang ya, Abi? we'll miss you", sungguh membuat saya merasa dibutuhkan.
Jakarta, 11 May 2009
Ditampilkan sebanyak : 616