Memasak? Walah….hati-hati, nanti tanganmu kena pisau, atau hati-hati kena api! Orangtua biasanya sudah membayangkan hal-hal yang mengerikan atau…aduh…nanti kotor, nanti berantakan. Sebenarnya pemikiran demikian amat sangat disayangkan, kenapa tidak? Belum mulai, anak sudah disodorkan kepada hal-hal yang membuat dia menjadi enggan untuk mencoba.
Sebenarnya
memasak dengan anak-anak tidaklah harus berhubungan dengan alat-alat masak yang berbahaya, seperti pisau atau kompor. Anak umur dua tahun sudah bisa diperkenalkan untuk memasak. Caranya mudah sekali! Ketika anda berbelanja sayur ke supermarket, belilah sayur organik. Bayam atau kangkung. Cucilah hingga bersih lalu tiriskan, jangan langsung dipetiki. Selanjutnya, ajaklah dia untuk memetik daun bayam atau kangkung yang sudah dicuci bersih tadi, pasti dia akan merasa senang!
Kegiatan memetik bayam atau kangkung memang amat sederhana tapi motorik halus anak akan terasah dengan kegiatan yang amat sederhana ini. Lain lagi untuk anak yang sudah lebih besar, kita ajak untuk membuat salad, atau mengoles roti dengan mentega lalu taburkan coklat diatasnya. Berantakan? Tidak mengapa…namanya juga belajar, butuh proses dan waktu. Anak saya malah senang kalau saya bilang: “Remah rotinya disapu ya…supaya ngga ada semut”. Dan dia akan melakukannya dengan senang hati. Cobalah tanya apa masakan kesukaannya, ajaklah anak untuk terlibat didalamnya dengan melakukan hal-hal yang tidakberbahaya, misalnya mencetak atau membentuk kue ketika kita sedang membuat kue kering atau cookies.
Kegiatan diatas memang amat sangat sederhana, tapi amat sangat bermanfaat. Anak dilatih mandiri, menyiapkan makanan untuk dirinya sendiri termasuk juga melatih motorik halus. Tidak masalah apakah dia anak perempuan atau laki-laki, kegiatan memasak tidak dapat dikategorikan sebagai pekerjaan perempuan. Toh, banyak laki-laki yang ahli dalam memasak bukan?
Banyak disekeliling kita yang kadang terlepas dari pandangan kita, libatkan anak dalam kegiatan sehari-hari. Ini akan membantunya kelak ketika dia dewasa, terampil mengurus dirinya sendiri, mandiri, tidak bergantung pada orang lain.
Ditampilkan sebanyak : 558