Genap 2 minggu sudah aku melahirkan anak ke-2 ku secara normal namun prematur dalam usia kehamilan 7 bulan. Perasaan bersalah sampai sekarang masih menghantuiku, setiap malam tanpa sepenetahuan suami sering aku menangis mengingat kejadian ceroboh yang membuat aku melahirkan prematur. Semua gara2 ketidaksabaran aku dan kecerobohan aku yg suka mengendarai motor hingga pada suatu minggu aku naik motor dan tidak sadar ngebut dan sewaktu ada polisi tidur aku bablas dan akhirnya pada malam harinya aku mengalami pendarahan dan esok paginya aku langsung dirawat inap untuk mencegah kontraksi yg berakibat pembukaan. Namun apa daya setelah 3 hari berjuang melawan kontraksi namun tetap terjadi pembukaan yg mengharuskan aku melahirkan pada hari rabu jam 1 malam.
Dan setelah melahirkan bayiku langsung dimasukkan ke ruang NICU untuk mendapakan perawatan yg intensiif dan hampir setiap hari aku menengok anakku itu yang ku beri nama M. ARVA XENA yang kurang lebih artinya lelaki yngmurah hati dan kuat karena aku sangat berharap walau anakku lahir prematur dia akan menjadi anak yg kuat serta murah hati.
ketika pertama kali meihat kondisi anakku yg badannya penuh alat2 medis aku menangis tidak tega .Karena aku saja kemarin di infus sakit sekali apalagi tubuh mungil itu dipenuhi jarum suntik dan infus. Mungkin karena itu juga yg menyebabkan ASI ku tidak lancar karena aku stress memikirkan kondisi anakku. Padahal untuk saat ini yg paling dibutuhkan anakku adalah ASI untuk mempercepat pemulihannya.
Selain melihat kondisi anakku aku juga stress tatkala pihak rumah sakit setiap 2 hari sekali menelfon memberitahukan bahwa biayanya sudah mencapai limit 5 juta. Belum lagi setiap 2 hari sekali harus menebus obat yg sekali tebus bisa mencapai 500 ribu. Ya Allah aku kasihan sekali melihat suami ku yg pontang-panting mencari dana sampai-sampai menjual mobil pun tidak cukup untuk menutupi biaya anakku yg menurut perkiraan bisa 2 bulan dirawat di rumahsakit. Sedangkan baru 2 minggu saja sudah 30 juta biaya yg kami keluarkan, bagaimana untuk 2 bulan dengan apa kami akan membiayainya.
Untuk meminjam kepada mertuaku yg dulu terkenal kaya dan royal suamiku berkata untuk sementara ini orang tuanya juga tidak memiliki uang, sedangkan untuk meminjam uang kepada orang tua ku tidak mungkin karena penghasilan orang tuaku yg hanya berdagang sayur mayur di pasar. Aku bingung seandainya mertuaku mau bisa saja ia meng agunkan rumah ini untuk memperoleh pinjaman namun semua tidak dilakukan. Mereka hanya memintaku jangan stress dan jangan sedih memikirkan semua ini. Mana mungkin aku tidak stress dan tidak sedih memikirkan suami ku yg bekerja keras menghadapi semua sendiri.
Terkadang aku berputus asa dan ingin rasanya meminta Tuhan mencabut nyawaku saja daripada melihat semua ini dan tidak bisa berbuat apa2. Terkadang juga saking kepala ini mau pecah aku melampiakan kekesalanku kepada anakku yg pertama. Ya Allah maafkan aku yg mungkin terlupa kepada MU.Aku tahu Kau tidak akan menguji hambaMu diluar kemampuannya,tetapi aku tidak tahan lagi dan tidak sanggup lagi dengan semua ini.
Edit blog
Ditampilkan sebanyak : 2383