Jadi Ibu rumah tangga ?
Awalnya, sedikit sulit meyakinkan banyak orang, bahwa itu adalah pilihan terindah buat saya setelah menempuh hidup berumah tangga. Banyak yang berpikir bahwa suami-lah yang mealarang saya bekerja. Padahal, sejak awal menikah, kami tidak ada komitmen apapun untuk masalah ini.
Kenapa saya tidak bekerja ? Kan sayang ilmu yang udah di dapat di bangku kuliah ?
Itulah pertanyaan yang sering terlontar dari banyak orang, termasuk orangtua.
Bukan karena gak ada lowongan kerjaan yang sesuai dengan saya, karena memang saya tidak pernah mencoba melamar pekerjaan...
Bukan juga karena saya tidak mau membantu financial suami..atau bukan juga karena saya hanya ingin diberi 'nafkah' tanpa mau membantu ditengah krisis ekonomi sekarang ini..
Tapi, karena saya sangat sangat sadar- bahwa amanah sebagai seorang istri sekaligus ibu bagi anak-anak saya adalah tugas yang amat berat.
Amanah yang tidak bisa dikerjakan sebagai tugas ' sambilan ", tugas yang hanya mengandalkan waktu " tersisa" yang saya dapatkan...
Karena itulah, saya berusaha menyiapkan diri menjadi seorang istri dan ibu yang shalihah, cerdas dan berwawasan. Itulah tujuan saya menjalani proses pendidikan umum hingga jenjang Sarjana. Menambah ilmu syariah dengan berjibaku mengikuti kuliah di Ma'had Islam.
Karena saya sadar, tugas saya selanjutnya adalah menjadi partner suami tercinta dan mendidik anak-anak saya dan - juga lingkungan tentunya- dengan apa yang sudah saya pelajari, dengan Izin Allah pastinya.
Dengan bekal itulah saya bisa ber Ikhtiar , mengoptimalkan usaha saya menjaga amanah -amanah terindah yang sudah Allah berikan untuk saya...apalagi dimasa-masa " golden age " mereka
Kebahagiaan yang tidak terhingga, saat detik demi detik saya bisa bertasbih atas semua keAgungan yang Allah tunjukkan lewat perkembangan yang menakjubkan dari seorang bayi yang lemah hingga berproses menuju kedewasaan. Detik-detik waktu yang teramat sayang ketika harus terabaikan...
Banyak tadzkirah yang saya dapatkan saat-saat indah bersama 2 balita saya yang sangat aktif ..banyak hikmah yang saya rasakan...banyak munajat yang saya panjatkan..banyak. rasa syukur yang harus saya ungkapkan...saat semuanya mendidik saya menjadi seorang yang harus shabar...mendidik saya untuk selalu berusaha menjadi contoh pertama dari 2 jundi-jundiyah saya...Mendidik saya untuk senantiasa menjaga setiap lisan dan perbuatan, juga hati agar tidak mudah mengeluh lewati episode yang terkadang membuka pintu syetan menghembuskan rasa sesal, kesal dan penuh emosi....
Saya harus menjadi pintu pertama buat anak-anak saya mendapatkan pelajaran tentang dunia dan segala perniknya. Saya harus menjadi gerbang informasi pertama ketika mereka mulai belajar tentang hakikat kehidupan ini...Saya adalah orang pertama yang harus senantiasa membisikkan kalimat-kalimat MeninggikanNya...saya lah yang mau tidak mau menjadi contoh pertama dalam setiap amal kata dan perbuatan mereka...
Saya lah yang seharusnya mengajari mereka pertama kali membaca Al Quran...menghafalnya dan berusaha mengamalkannya..
Saya juga harus cerdas berilmu...karena sayalah yang seharusnya menjadi guru pertama mereka saat mereka masuk bangku sekolah...Saya yang harusnya juga bisa membantu mereka mengerjakan PR nya...dan sayalah yang harusnya menjadi guru les mereka ( jadi mereka tidak perlu les /privat di Bimbel-bimbel ), saat mereka membutuhkan tambahan pelajaran...
Karena itulah saya harus shalihah dan cerdas...karena masa depan generasi da'wah ini adalah di tangan saya ...seorang yang Allah amanahkan sebagai IBU...
Saya bukan menyalahkan para muslimah yag memilih untuk menggandakan peran sebagai wanita yang bekerja diluar rumah dan ibu rumah tangga...Tapi, saya sadar akan kemampuan terbatas saya yang mau tidak mau , suka tidak suka akan ada beberapa moment yang harus saya relakan.jika saya memilih untuk bekerja diluar ..
Toh saya malah bisa sangat optimal untuk mengamalkan ilmu yang saya dapat dengan berada dirumah, tanpa dikejar-kejar dedline..tanpa diiming-imingi keindahan duniawi...saya masih bisa dengan tenang mengerjakan artikel yang berkaitan dengan keilmuan saya , dan dengan cara inilah saya pun bisa membantu income keluarga dan sedikit meringankan beban suami untuk nafkah keluarga kami, tanpa kehilangan moment indah bersama keluarga saya...
Karena itu, jika ada yang bertanya , kenapa saya memilih hanya sebagai ibu rumah tangga ?
Karena saya merasakan keindahan mengurus rumah, memasak , mencuci pakaian, menyetrika, bercengkrama dengan 2 balita saya, menyambut suami pulang kerja,mengantar -jemput anak sekolah, bersama-sama shlat 5 waktu, menemaninya makan sambil berceloteh riang tentang hari yang dilewatinya, menemaninya belajar, membacakan cerita, mngajarkannya Alquran dan mulai menghafalnya, mengantarnya tidur dengan tak lupa membaca do'a ..dan saya pun merasakan nikmatnya beristirahat ....mengakhiri satu hari bersama mereka...
Tugas yang mungkin terkesan ringan, membosankan..menjenuhkan...Tapi,sesungguhnya semua tugas sederhana itu memerlukan Ilmu yang sangat luas..memerlukan kesungguhan dalam menuntutnya...memerlukan pemahaman untuk dapat mengaplikasikannya dan membutuhkan keikhlasan dalam menikmatinya...
Karena itulah saya belajar...hingga perguruan tinggi...bahkan hingga saya menutup mata kelak...
Karena menjadi ibu rumah tangga tidaklah cukup gelar sarjana...tidaklah cukup menghafal kitab Hadist..tidaklah cukup mempelajari Ilmu Syariah...
Seorang Ibu Rumah tangga harus terangkum didalam dirinya, kefahaman syariah, muamalah, akhlak ibadah, sains, kesehatan, tekhnologi, psikologi, akuntansi, hukum , dan berbagai ilmu yang membentang luas sebagai anugerah dari Nya...
Memang tidak bisa sempurna..tapi Ibu lah yang harus mengoptimalkan semua potensi yang ada padanya untuk mengenal dan mempelajarinya sebagai bekal mendidik anak-anak mereka...
Ibu rumah Tangga..itulah pilihan saya..karena saya sadar...Amanah itu begitu berat dan harus saya pertanggungjwabkan di Yaumil Akhir nanti....!
Ditampilkan sebanyak : 678