Anak Ku lahir Tanpa Mengenal Ayahnya
Setelah 1 bulan pernikahan ku, Allah langung memberi ku suatu anugrah yang tak ternilai. Betapa bahagia nya kami, saat dokter mengatakan dalam rahim ku ada janin.Tak henti-henti nya aku ucapkan rasa syukur kepada Allah swt atas anugrah yg diberikan oleh Nya. Allah telah memberikan kepercayaan kepadaku untuk menjadi seorang ibu.
Setiap bulan suami ku selalu dengan setia, mengantar aku periksa. Suami ku benar-benar menjadi suami siaga. Apapun permintaan aku, selalu dipenuhi nya... Subahanallah...Suami ku benar-benar sudah menjadi suami yang Ideal untuk ku. Sejak kandungan ku berumur 3 bulan, kami sering bercanda ttg nama anak kami. Tapi kebahagian aku bersamanya hanya dalam hitungan bulan. tepat dibulan Mei, Allah Swt telah meminta suami ku untuk terlebih dahulu menemui-Nya.
Malam hari, di tanggal 22 Mei 2009 benar-benar menjadi malam yang sangat panjang dan menakutkan. tepat ditanggal itu, Allah telah memanggil suami ku terlebih dahulu. saat itu kandungan ku sudah berumur 24 minggu. Tidak ada kata yang keluar selain Astagfirullah, Allah Huakbar..Innalillahi Wainna Illaihirojiun. Aku hanya diam terpaku, berharap ini semua hanya mimpi…ya.mimpi panjang. Tapi ini bukan mimpi;Airmata ini sudah tidak sanggup lagi untuk keluar. Badan ini sudah semakin tak berdaya. Beribu-ribu pertanyaaan muncul bersamaan. Kenapa...., kenapa harus aku, kenapa sekarang, kenapa tidak orang lain, Kenapa disaat aku masih membutuhkannya, Kenapa harus anak ku, seandainya begini, seandainya begitu. pertanyaan ini dan itu terus muncul dalam otak ku. Saat itu aku ingin teriak, ingin menangis, ingin marah tapi tak mampu. Aku tidak tahu harus menangis bagaimana, aku juga tidak tahu harus marah pada siapa. Aku mencoba tegar, menerima keadaan ini. Kulihat jasad nya, tubuhnya pucat kaku, tapi ia tersenyum, aku dapat melihatnya. Ya Allah suami ku orang baik. Allah sayang pada ku dan suami ku maka Ia mengambilnya dari ku. Bukan kah cepat atau lambat semua yang di dunia ini akan kembali kepada Nya.
Hati ini ingin menagisi kepergiannya, tapi aku tidak sanggup. Aku tidak ingin anak ku, ikut merasakan kepedihan ku, ikut mersakan sakitnya hati yang aku rasakan. Aku mencoba untuk tegar, demi anak yang ada dikandungan ku. Aku mencoba untuk iklas dan sabar, karena tidak tahu harus bersikap apa, tetapi sebagai manusia, aku hanya bisa belajar untuk mencari rasa iklas dan sabar itu.
Aku lalui masa-masa kehamilan ku ini, dengan penuh sabar dan iklas. Aku benar-benar menikmatinya kehamilan ku. Anak ini adalah peninggalan dari suami ku yang sangat berharga. Aku akan selalu menjaganya. Aku akan berusaha untuk menjadi ibu yang baik. Anak ku benar-benar anak yang heba, dia tidak pernah merepotkan ku. Selama aku mengandung nya, tidak pernah aku merasakan sakit yang berarti. Anak ku, telah merasakan dan mengetahui kalau suatu saat hanya akan ada Bunda disampingnya. Di rahim ku telah tumbuh bayi yang mandiri, yang dapat memahami dan mengerti keadaan di sekitarnya.
Hari pertama aku periksa setelah kepergian suami ku, adalah hari yang sangat berat. AKu sangat iri, saat melihat mereka semua (ibu-ibu) didampingi suami-suami nya. dan juga saat anak-anak mereka di tuntun dan digedong oleh Ayahnya. Astagfirullah..Air mata ini tak dapat ditahan lagi, tapi aku harus kuat, harus ttp bertahan dan berjuang. Masih banyak orang-orang yang tidak lebih baik dan seberuntung dari aku dan anak ku. Aku percaya setiap keluarga pasti mendapatkan ujian dan cobaan dari Allah, hanya caranya saja yang berbeda-beda. Orang yang kita lihat bahagia, belum tentu mereka juga bahagia dan pastinya segala ujian yg diberikan oleh Nya, tidak akan melebihi kemampuan dari umatnya. Aku mencoba untuk tidak menegok kebelakang, pikiran ku terus menerus diisi khayalan bersama anak ku nanti. Aku benar-benar menikmati kehamilan ku ini.
Sekuat apapun aku berusaha untuk tegar dan ihklas tetap saja, aku selalu mengingat suami tercinta ku. Hingga akhirnya anak ku lahir sebelum waktunya. Ya Allah cobaan apa lagi yang engkau berikan pada hamba mu ini, jangan kau ambil lagi Ya Allah orang-orang yang sangat aku sayangi…jangan anak ku Ya Allah, dialah yang akan menjadi jalan aku untuk bertemu ayahnya suatu saat nanti. Hanya dia ya Allah…ijinkan aku untuk dapat melahirkan dan membesarkannya…ijinkan lah aku untuk menjadi seorang ibu. Setelah 7 jam masa kontraksi, tubuh ku semakin lemas, aku semakin tidak berdaya, tidak ada tenaga sedikitpun untuk berjuang. Tapi anak ku tidak mau menyerah, dia terus berjuang untuk dapat melihat dunia, dia ingin sekali untuk dapat berjumpa dengan bunda nya. Atas ijin Allah akhirnya anak ku dapat lahir dengan selamat dan sehat.
Subhanallah,,, Maha Besar Allah. Walaupun badan ini lemas, tapi tak sedikitpun aku merasakan sakit. Allah memang benar-benar Maha Adil. Airmata ini keluar, bukan karena menahan rasa sakit melahirkan, tapi merasakan sakit di hati karena bayi mungil yang tersenyum di hadapan ku ini tidak pernah dapat melihat Ayah tercinta nya seumur hidupnya.
Anak ku tumbuh menjadi anak yang membanggakan. Dia selalu dapat membuat aku tersenyum. Tidak pernah sedikit pun anak ku rewel. Anak ku benar-benar menjadi anak yang mandiri. Terima kasih ya Allah, kau berikan aku bayi mungil yang begitu cantik. Jadikanlah Anak ku mejadi anak yang soleh, yang memiliki hati dan akhlak yang mulia. Aku percaya apapun yang terjadi padaku dan anakku, inilah jalan yang terbaik untuk kami.
Blog belongs to group
Ditampilkan sebanyak : 3698