Wow...ga kerasa udah hampir 13 minggu dalam perut saya ada seorang mahluk mungil yang kelak akan memanggil saya "ibu", "bunda" atau "mama" (entahlah, saya belum memutuskan akan membahasakan diri saya apa kepada calon anak :p, masih bingung cari yang pas dulu). Rasanya gimana ya??hmmm...meskipun rada janggal tapi saya seneeeng banget. Lho, kok aneh?? iya, karena dulu sebelum menikah saya sangat takut memegang perut kawan saya yang sedang hamil. Entah kenapa...pokoknya, gak mau, ada rasa takut, geli...campur aduk deh rasanya. 



Makanya waktu pertama saya test pack (saya ingat betul itu tanggal 19 Februari 2010) dan hasilnya strip dua. Respon saya mungkin tidak seperti ibu-ibu pada umumnya yang sangat berharap kedatangan sang jabang bayi. Saya langsung lemess, deg-degan, keluar keringat dingin. Bahkan saat suami memeluk dan mencium kening saya karena bahagia, wajah saya justru terlihat lemes. Uuuh, pokoknya respon yang sangat tidak manis untuk dilihat. Mudah-mudahan anak saya memaafkan saya karena respon awal saya yang tidak antusias menerima kedatangannya :)



Tapiii seiring berjalannya waktu, saya semakin menikmati kehamilan ini. Terlebih setelah saya melihat siluetnya yang mungil dalam layar monitor saat USG. Luuucuuu banget, ga ngebayangin dalam perut saya ada mahluk mungil yang menggantungkan hidupnya pada saya. Subhanallah. Lagipula saya seharusnya bersyukur mendapat jalan yang begitu mudah untuk mendapat keturunan. Hanya satu bulan setelah menikah dibulan Januari, hasil test pack itu membawa kabar gembira bagi saya dan suami. Kemudahan yang tentunya tidak dialami oleh semua pasangan. 



Terlebih, tidak ada kendala berarti yang saya alami saat hamil ini. Tidak ada rasa mual, tidak ada sindrom ngidam. Kata orang, saya ini hamil kebo alias hamil yang tidak aneh-aneh. Syukur alhamdulilah rasanya kehamilan saya dimudahkan prosesnya. Ya, walaupun sempat sih mengalami sindrom mual dan ga nafsu makan di bulan pertama. Tapi ya, itu cuma seminggu saja. Setelahnya justri saya malah kelewat nafsu makan. Bawaannya lapaaaar terus. Pagi-pagi bangun tidur saja perut saya sudah teriak minta diisi. 



Saya yang sebelum hamil tidak terlalu banyak makan (cuma ngemil..hehehe) kini harus membiasakan makan demi perkembangan anak tercinta. Kalau gak diturutin makan, saya juga yang lapar donk :)



Satu lagi yang sangat membahagiakan, suami tercinta sangat mendukung masa-masa kehamilan saya. Dia sangat memahami perannya sebagai calon ayah. Tidak hanya memahami emosi saya yang kerap kali naik (terlebih saat lapar yaa:p), dia juga tidak segan membantu tugas-tugas domestik. Mencuci dan menyetrika baju sudah biasa dia lakukan. Bahkan, kalau saya sedang malas sekali masak. Dia juga tidak segan memasakkan makanan buat saya sepulang kerja. Pijatannya juga tidak absen setiap malam menjelang tidur. "Kamu kan capek, pulang kerja sambil bawa-bawa calon anak kita". Duuh, so sweet kan? benar-benar suami siaga.



Jadi makin tidak sabar menanti si kecil ini keluar....meramaikan suasana antara saya dan suami.