Saya ibu dari 3 orang anak, usia Dhea putri pertama 10 tahun sementara adik-adiknya Maxi 5,5 th dan Mylo 4,5 th. Awal merawat Dhea saya merasa semua berjalan normal karena pada saat itu Dhea baru punya adik lagi setelah umur 6 tahun.
Pengalaman hidup yang sebenarnya baru dimulai setelah Maxi lahir. Di tahun 2004 bulan September Maxi lahir dg kelainan pada organ paru, menurut dokter paru-paru Maxi belum cukup matang untuk berfungsi sehingga harus dibantu dg alat pernafasan. Dg biaya yg sangat mahal dan tekanan psikologis yang berat menyebabkan saya depresi karena harus pulang ke rumah tanpa membawa bayi. Setiap hari saya harus memompa ASi dan mengantarnya ke ruangan ICU, bolak balik dengan perasaan hancur dan lelah! Kami pun terpaksa hutang pinjam untuk membayar perawatan yang cukup mahal pd saat itu. Hingga akhrinya muzijat itu datang setelah 10 hari yg melelahkan Maxi dinyatakan boleh pulang. Tanpa terasa waktu terus berjalan pertumbuhan Maxi berjalan normal dan menjadi bayi yang sehat dan lucu.
Tiba-tiba... di bulan ke 4 saya baru menyadari kalau saya belum datang haid, saya coba test dengan alat test kehamilan dan hasilnya, sangat tidak disangka ternyata... positip! Saya dan suami kaget dan sangat tidak siap menerima kondisi itu. Mengingat pengalaman kelahiran Maxi membuat kami trauma dan ragu untuk meneruskan kehamilan. Kami coba mendatangi dokter kandungan untuk menggagalkan kehamilan saya, tapi dokter tidak bersedia. Minggu pertama saya coba untuk minum jamu-jamuan telat haid. Rasanya sangat dilematis... melihat Maxi saya tidak tega untuk berbagi perhatian dg kehamilan saya, di sisi lain hati nurani saya berbisik seolah-olah ada permohonan... "mah... aku ingin dilahirkan, jangan mama keluarkan aku!"...
Pada titik kepasrahan akhirnya saya memutuskan untuk meneruskan kehamilan ketiga. Saya pasrah pada Tuhan dan menjalaninya dengan ikhlas saya siap dengan apa yang akan terjadi. Di tahun 2005 bulan Desember akhirnya Raphael Maxmylo lahir (artinya Yang disembuhkan Tuhan) dgn bb 3500 gr pj 51cm sangat tidak disangka Mylo lahir sehat dan montok. Di usia Maxi yang ke 14 bulan lahirlah Mylo, bisa dibayangkan betapa repotnya. Saya memberi Mylo ASI Eksklusif sampai 1,5 tahun. Sementara Maxi minum susu kaleng. Pertumbuhan Mylo sangat normal malahan Mylo tumbuh lebih bongsor dari Maxi.
Sekarang mereka sudah sama besar dan aktifnya. Setiap hari mereka menjadi partner bermain... partner tidur... partner berantem.... Mm... Tuhan terima kasih sekiranya saya menyakini bahwa, manusia boleh berencana tapi Tuhan yang mutlak menentukan akhir ceritanya. Sekarang saya merasa sangat benar memutuskan untuk meneruskan hak kehidupan Mylo.
Terima Kasih.
Edit blog
Ditampilkan sebanyak : 573