RS Amanda Berastagi, 29 Juni 2010
My world cup baby boy....bunda sebut demikian karena kamu (di)keluar(kan) dari rahim ketika bumi sedang berpesta bola :)
Bunda menuliskan ini ketika bunda masih terbaring di bed rumah sakit dan perut sedang terasa senut-senut (apa ya padanannya dalam bahasa indonesia??) habis operasi. Tadi memang hanya anestesi lokal, jadi bunda tetap terjaga selama dan sehabis operasi. Saat ini pun mbah uti dan kakak-kakak yang nungguin bunda pada tidur...tapi bunda malah tidak bisa tidur. Jadi mending bikin note buat kamu deh..
Sayangku, rasanya bahagia sekali tadi mendengar tangismu yang keras setelah diambil dari perut bunda. Kedatangan seorang bayi memang nyaris selalu mendatangkan kebahagiaan yang teramat sangat. Bunda bilang nyaris selalu karena memang tidak selalu begitu. Ada bayi-bayi yang tidak disambut bahagia karena alasan tertentu. Tapi Nak..kamu tidak termasuk golongan itu..kamu adalah bayi yang disambut dengan bahagia yang amaaaaaat sangaaaaat... juga dengan doa-doa yang baik untuk pertumbuhanmu nanti. Semoga kamu nggak sekedar menambah kuantitas penduduk bumi. Tapi menjadi warga dunia yang bisa memberikan kualitasmu, apapun bentuk dan bidangnya. Kami tidak membebanimu kok...sebuah kewajaran kalau orangtua punya pengharapan baik.. Kalau nggak punya pengharapan justru nggak wajar yang negatif :)
Tapi memang ada kesedihan yang terselip di sela kebahagiaan ini. Kesedihan itu bernama operasi sesar. Karena kamu nggak segera bikin kontraksi padahal sudah overdue, terpaksa sekali bunda terima opsi sectio caesarea (sc). Sebenarnya, ada sih alternatif selain sesar, yakni induksi. Tapi setelah menimbang banyak aspek, akhirnya milih sc deh.
Meski memilih, bunda sempat down dan bete berat gara2 sc ini. Secara bunda pengin banget bisa partus normal (jadi sebenarnya sc bukan pilihan!). Bagi bunda, partus nornal berarti memberikan pengalaman petualangan pertama buat kamu, yakni melintasi lorong sempit dari rahim menuju terang dunia. Petualangan yang tidak akan ada dalam memori sadar kamu tapi mungkin berpengaruh dalam kehidupan kamu ke depan. Bahwa untuk melihat dunia ini, kamu pun harus berjuang keras. Tapi rupanya tidak tersedia hormon prostaglandin yang cukup untuk membuat bunda mulas dan mengeluarkan kamu tanpa melalui pembedahan. Rasanya, semua usaha selama ini semacam senam, jalan pagi, renang dll berujung pada kesia-siaan. Toh akhirnya SC..
Barangkali inilah sisi positif dan negatif dari pengetahuan dan teknologi. Kalau hanya soal lewat tanggal, dulu pun bunda lahir lewat tanggal. Ayah juga. Tapi zaman dulu usg belum populer, distribusi pengetahuan jg belum seperti sekarang. Kelahiran lewat waktu bisa diterima sebagai yang-seharusnya-demikian tanpa dibayang2i kekhawatiran ketuban keruh/habis, fungsi plasenta menurun dan sebagainya. Sementara, pada kasusmu, bunda sebenarnya sudah mencoba negosiasi untuk menunggu sampai usia hamil semaksimal mungkin, yakni seminggu lagi. Tapi bidan maupun dokter tidak mau ambil risiko. Dan ini sudah dokter ketiga yang bunda datangi!
Bahkan pada Tuhan pun bunda sempat ngotot untuk tidak sc. Dengan sc, kamu ga bisa inisiasi menyusui dini (IMD) -karena sekarang bunda dikasih antibiotik!. Dengan sc, kita juga tidak bisa langsung bersama -karena rumah sakit nggak kasih rooming in! Dengan sc, bunda bakalan lebih lama pulihnya -karena ada luka yang mesti dijaga agar cepat sembuh!
Hihihihi...aneh juga sih..ketika banyak mom-to-be memilih sesar bahkan sekalipun tanpa indikasi medis yang mengharuskan, bunda justru ngotot untuk partus normal. Lalu, ketika itu tidak tercapai bunda sempat beteeee berats.
Tapi barangkali ini memang yang terbaik bagi kita. Ya, seringkali kita baru tahu bahwa sesuatu menjadi yang terbaik kalau sudah nantiiii. Sekarang sih, masih dengan bahasa : ya sudahlah -kepasrahan yang bukan karena sukacita tapi karena tidak bisa memilih.
Jadi daripada bete berkesinambungan, mending bunda mengingat-ingat kamu. Itu membahagiakan. Lagipula, benar kata ayah, ketika banyak pasangan lain saja bersabaaaaar untuk punya bebi, kok bunda ribut hanya karena sesar.. Kesannya nggak bersyukur bangetsss...
So my world cup baby boy... Bunda tetap mensyukuri proses ini. Barangkali ini sebuah pembelajaran lagi, bahwa tidak semua keinginan kita bisa terpenuhi. Tapi, inilah kedewasaan itu : bagaimana kita bisa tetap bahagia ketika dicekam kecewa, bagaimana kita bisa bangun setelah dibekap kejatuhan, bagaimana kita bisa tetap tegar ketika diterpa angin dahsyat. Huhuhuhu...ideal banget ya...
Faktanya, jarang-jarang sih kita mendapati sesuatu yang ideal..tapi inilah dunia..ketika kita tidak ideal justru kita terlihat real...
Welcome my world cup baby boy... Semoga kamu senang dilahirkan... SHMILY....See How Much I Luv Yu..
Ditampilkan sebanyak : 1325