Semua mengatakan ASI is the best!
Itu pasti..
Diriku juga menginginkan hal tersebut..
Tapi diriku tidak bisa memberi ASI eksklusif,bayiku hanya minum full ASI hanya 1 hari itu juga dipaksa walopun dy menangis sampai merah mukanya..
Akhirnya diriku memberi tambahan sufor..
Sedih?
Tentu saja iya!
Iri dengan ibu2 yang mampu memberi ASI eksklusif apalagi bila menyalahkan diriku yang katanya tidak mampu memberi ASI padahal diriku sudah sekuat tenaga..
Kadang kesal dengan mengingat pertama kali lahiran..
Diriku lahiran sesar tapi tidak di ruang VIP,kami hanya mampu di kelas III..
Pertama kali bayiku dikasi kediriku,bahagia luar biasa..
Lalu diriku ditinggal oleh perawatnya..
Diriku bingung,bagaimana cara memberi ASI (saat itu keluarga dan suami jauh dari sisi kami)..
Diriku hanya bisa melihatnya saja,dan ketika menangis diriku bingung,kenapa dengan dy?
Akhirnya diriku memanggil perawat (setelah 2 jam),dan katanya bayiku haus jadi kasi ASI lalu dy pergi..
SIALAN!
Diriku tidak diajarkan bagaimana cara memberi ASI,akhirnya dengan pengalaman sok tahuku kuberi juga..
Namun tetap menangis terus,diriku bingungggg!
Ingin menangis,bingung caranya..
Akhirnya kupanggil lagi perawat,dan minta diajarin..
E malah dy jawab agak kesal ‘masa ibu ga tau sich?’
Dalam pikiranku ‘sialan nie perawat,kalau diriku tahu pasti tidak minta tolong!’
Kesal luar biasaaaaa!
Kupanggil lagi,bagaimana supaya ASI keluar,dy bilang hanya dipencet saja puting!
Uuurrrggghhhhhh,semoga dirimu baik2 saja perawat!!!
Lalu diriku dengar ketika sesama perawat mengobrol,kalau pasien di ruang VIP ada baru lahiran,dan mereka senang melayani..
Dalam hatiku, apa ini nasib bila di ruang kelas III?
Kemudian diriku pindah ke klinik untuk pemulihan yang dekat dengan rumah,disana ada bidan 24 jam..
Disini diriku dirawat dengan benar dan bayiku juga..
Senang tentu saja..
Diriku diajarkan bagaimana cara menyusui..
Ternyata ASI tidak banyak,sedangkan bayiku yang ganteng kuat sekali minum..
Akhirnya dikasi sufor..
Mereka bilang juga,waktu di RS pas lahiran bayi diriku dikasi sufor karena ibu tidak mau kasi ASI..
(SIALAN!!! Kenapa tidak ada laporan sich ?!?
Itu mulut perawat harus ikut dijahit seperti jahitan sesarku!)
Hampir 4 hari diriku di klinik, setiap kasi ASI menangis..
Penuh kesabaran bidan itu membimbingku..
Setelah itu diriku pulang ke rumah...
Sesampainya di rumah (single fighter) repot dengan segala urusan rumah dan bayi..
Akhirnya makanku jadi terlantar,jarang makan dan lemas (apalagi lahiran sesar)..
Dan alhasil ASI tidak berproduksi banyak..
Tensiku ngdrop..
Kepala sering pusing..
Hanya 1 hari di rumah, diriku pakai home care dari klinik..
Rasa ngilu kutahan demi mengurus bayiku nan mungil..
Bidan berpesan, kalau ASI kurang kasi sufor saja..
Baiklah...
Lalu bidan itu juga bilang kalau ada apa2 hubungi saja, 24 jam koq..
Senang dengan pelayanan begini..
Karena kesibukan dan akhirnya capek luar biasa, ASI juga jadi sedikit..
Diberi suplemen melancarkan ASI (moloco), minum susu menyusui, minum folamil genio, tetap saja bayiku menangis merasa kurang..
Mungkin akibat diriku malas makan karena kecapekan..
(Awal perkenalan mengasuh bayi, masak, mencuci, menyetrika, menyapu, mengepel)
Akhirnya diriku ikut katering dan laundry (tapi berhubung mau lebaran,hanya sebentar saja dan selebihnya diriku sendiri masak dan mencuci)
Dan ternyata diriku terkena baby blues..
Lengkap sudah hidupku!
Para bidan itu bergantian menghibur diriku,
Hingga suamiku pulang dari kerjanya yang jauh..
Sempat bidan marah karena diriku tdak memberi ASI eksklusif,
tapi setelah bidan tersebut melihat keadaanku,
barulah dimengerti..
Bersyukur masih mau diriku mengurus bayiku..
Dan diriku diberi kekuatan oleh Tuhan..
Hingga kini tetap kuberi ASI,walaupun ASI sangat sedikit..
Kuberi juga tambahan sufor..
Jadi,jangan pernah salahkan mengapa tidak diberi ASI eksklusif..
Tolong tanya kenapa dan mengapa?
Berilah solusi kepada kami yang tidak memberi ASI eksklusif..
Jangan langsung dibilang ‘malas’ ‘takut jelek payudaranya yah’ ‘paksa saja bayinya’ payudara gudang Asi,pasti nanti keluar banyak kalau dihisep’ dll..
Jangan menghakimi para ibu2 yang tidak memberi ASI eksklusif..
Kami juga mempunyai hati jadi sakit bila dikatakan tidak bisa mengurus bayi..
Bersyukur para bunda yang bisa memberi ASI eksklusif!
Jadi teringat, dulu diriku lahir prematur (7 bulan sdh lahir dan berat tidak sampai 2kg)..
Ibuku tidak bisa memberi ASI, dan akhirnya hanya minum sufor..
Tapi Puji Tuhan, diriku tidak pernah mengalami sakit parah sampai opname hingga sekarang..
Ini hanya uneg2 seorang bunda yang mempunyai bayi tidak ASI eksklusif dan lahir sesar..
Terima kasih ^^
Ditampilkan sebanyak : 1107