Katanya, kemampuan verbal seorang anak laki-laki lebih lambat dari perempuan. Ternyata, Adit (laki-laki - 3,5 thn) mulai bisa berkata kata pada usia 1,5 thn. Pada usianya yang ke 2, dia sudah bisa berbicara dengan kalimat lengkap dan cukup lancar (walau pengucapan masih kurang jelas).
Dulu, saya pikir kemampuan verbal Adit dikarenakan "turunan" (ayah dan mominya cerewet). Tapi setelah membaca buku referensi karangan Dr. Alicia Christine, saya baru memahami. Kemampuan Adit ini kemungkinan lebih besar disebabkan ayahnya!.
Mengapa demikian? Dalam buku "Prinsip-prinsip Kasih Sayang Membesarkan Anak Anda" disebutkan bahwa dalam penelitian diketahui bahwa anak yang ayahnya membaca untuk mereka menjelang tidur memiliki kemampuan verbal yang lebih baik daripada yang ayahnya tidak membacakan cerita. Yang menarik, penelitian ini juga menemukan bahwa ketika ibu membacakan cerita untuk anak-anak, itu tidak meningkatkan kemampuan verbal si anak. Semakin banyak waktu yang ayah habiskan berdua dengan anak, maka akan semakin bagus pengaruhnya untuk si anak.
Walaupun saya sebagai maminya lebih sering membacakan cerita, tapi ayahnya tak segan untuk membacakan buku cerita saat akan tidur ketika saya ada pekerjaan yang harus dilakukan. Selain itu, sewaktu Adit bayi, ayahnya selalu mengajaknya bercakap-cakap. Baik pagi hari sebelum berangkat kerja, maupun ketika sudah sampai di rumah. Adit sering berinteraksi dengan ayahnya, walaupun sering tidak akur (sering berantem). Tapi mungkin dengan "berantem" ini, kemampuan verbal Adit lebih terasah.
Ternyata, ayah memiliki pengaruh besar dalam kehidupan anak. Banyak penelitian menunjukkan pentingnya kehadiran ayah dalam kehidupan anak antara lain:
- Bayi yang menghabiskan waktu hanya dengan ayahnya, menunjukkan perilaku sosial dan eksplorator yang lebih bervariasi, lebih ingin tahu, dan lebih bisa mengatasi situasi yang penuh tekanan.
- Bayi yang ayahnya banyak menghabiskan waktu bermain bersamanya secara teratur mampu memecahkan masalah dengan lebih baik ketika mereka bisa berjalan.
- Anak-anak dengan ayah yang menghabiskan banyak waktu mengasuh mereka menunjukkan kecerdasan kognitif yang lebih tinggi dan memiliki IQ yang rata2 enam poin lebih tinggi.
- Anak perempuan dengan ayah yang menghabiskan banyak waktu untuk mereka memperoleh nilai matematika yang lebih tinggi.
- Anak laki-laki yang ayahnya bertanggung jawab menetapkan batasan dan menegakkan disiplin serta membantu mereka mengatasi masalah dan pekerjaan sekolah menunjukkan kapasitas empati yang lebih tinggi.
- Anak yang ayahnya melakukan 40% dari kegiatan pengasuhan anak tidak terlalu mengalami stereotyping peran gender.
- Anak yang tinggal dengan kedua orangtuanya dan memiliki hubungan baik dengan sang ayah memiliki tingkat risiko merokok, minum minuman keras dan menggunakan obat2an terlarang yang lebih rendah, yaitu 40% jika dibandingkan dengan remaja yang berasal dari keluarga single parent.
- Anak yang merasa dekat dengan ayahnya memiliki kemungkinan dua kali lebih tinggi untuk masuk kuliah atau menemukan pekerjaan tetap setelah lulus daripada anak yang tidak dekat dengan ayahnya, 75% lebih rendah si anak untuk hamil di luar nikah, 80% lebih rendah kemungkinannya si anak akan masuk penjara dan 50% lebih rendah kemungkinannya si anak mengalami depresi.
Melihat besarnya "kekuatan" seorang ayah dalam menentukan masa depan seorang anak, alangkah baiknya setiap istri mengajak suaminya untuk ikut berpartisipasi "menemani" anak.
Repost dari: http://nengniniet.blogspot.com
Ditampilkan sebanyak : 1557