Tepat tanggal 26 Oktober 2010 genap bayiku berusia 2 bulan.
Bahagia karena melihat pertumbuhannya sempurna dalma lindungan Tuhan.
Dari pagi hingga siang kami bermain di tempat tidur.
Tidak lupa mandikan dan memberi susu kepadanya.
Sebagai bunda, telah berjanji tiap bulan sampai usia setahun akan memberi hadiah tiap bulannya.
Rencana kami besok akan belanja pakaian.
Tapi entah kenapa sore hari kami berdua sangat mengantuk, apalagi dari siang suara gemuruh terus menerus sampai menakutkan diriku sebagai pribadi.
Akhirnya kami tidur pulas, tapi sekitar jam 17.00 wib ribut sekali, kupikir suara tikus di loteng.
Kukembali tidur lagi.
Sampai magrib diriku terbangun, karena ribut sekali suara dari loteng.
Kesal banget, akhirnya kuhidupkan televisi.
Tiba-tiba suara HP berdering, hmmmm dari pipi tercinta.
Dengan rasa malas kuangkat karena masih mengantuk banget.
Pipi bilang : gimana, baik2 sajakan?
Kujawab : iya, baik2 saja. Kenapa?
Lalu pipi bilang : lihat televisi, gunung merapi meletus!
Weks!
Diriku terperanjat, bingung dan seperti orang linglung.
Akhirnya kutonton metro tv, dimana heboh siaran tentang gunung merapi.
Ooo My God!
Lalu telefon lagi adikku, sama halnya mengatakan demikian.
Diriku melihat keadaan sekitar rumah, dan ofhhh aroma belerang sangat menyengat dan rada kabut.
Langsung kututup semua pintu dan jelndela belakang dan depan.
Kubuka internet dan melihat bagaimana perkembangan gunung merapi.
Ternyata makin dahsyat!
Jarak antara rumah ke gunung merapi sekitar 21 km.
Diriku bingung mau kemana.
Melihat warga sekitarnya biasa saja dan adem ayem.
Tidak ada disuruh mengungsi.
Tapi masih saja panik karena ada bayi.
Ooo Tuhan, apa yang harus kulakukan?!?
Akhirnya kami hanya berdua saja menonton televisi.
Berdoa terus dalam hati.
Tepat jam 23.00 wib ada yang datang, ufhh ternyata teman pipi menyuruh supaya mengungsi ke beskem mereka.
Dengan perlengkapan seadanya langsung cabut dari rumah, dan di jalan mulai macet ke arah kota.
Setelah kurang lebih 2 jam, kami menginap di hotel karena beskem penuh orang, kasihan bayiku.
....................
Besoknya diriku balik ke rumah.
Melihat keadaan.
Wah abu di jalan mulai menebal.
Karena kurang paham bagaimana reaksi gunung merapi, diriku berpikir sudah aman saja apalagi pipi tidak ada memberi kabar.
Pipi bagian geologi, dan paham soal beginian.
Tapi sore hari tiba-tiba pipi bilang mengungsi lagi jangan balik dulu ke rumah, bawa semua perlengkapan yang penting terutama untuk bayi kami.
Mulai kusiapkan semuanya.
Tepat jam 19.00 wib diriku dan bayiku meluncur ke pengungsian alias beskem alias rumah yang dikontrak pipi ke teman2nya.
Lega, senang karena kami diperhatikan.
Hari demi hari gunung merapi tetap heboh, kami juga tidak bisa kemana2.
Di beskem ada juga sukarelawan jadi cepat informasi mengenai keadaan di luar.
Tapi lama-lama bosan juga di kamar terus, akhirnya kami nekat ke luar apalagi susu bayiku sudah mulai habis.
Keadaan di luar masih tergolonng aman, karena abu belum sampai 30km.
Setelah belanja sana sini, dan hampir seminggu juga di beskem; niat ingin balik ke rumah lagi.
Besoknya dalam perjalanan pulang, ahhhhhhhhhhh di jalan penuh kabut ops abu vulkanik naik semua, jarak pandang hanya 50 meter.
Tuhan, bagaimana ini, padahal kami hampir sampai di tujuan.
Dengan nekat, tetap balik ke rumah.
Sampainya di rumah, langsung masuk dan istirahat.
Malamnya pipi marah karena keadaan belum aman.
Besoknya kami balik lagi ke beskem.
Membawa hampir semua pakaian dan barang-barang berharga.
Terserahlah rumah bagaimana, yang penting kami selamat.
...................
Di beskem menjalani hari hari dengan menonton televisi.
Kangen juga masak.
Kangen juga santai di kamar sambil menonton.
Kangen juga online bersama teman-teman.
...............
Tengah malam sebelum istirahat pipi telefon.
Entah kenapa diriku malas bicara lama-lama.
Suara HP kukecilin.
Tepat jam 00.15 wib kakak di Bandung menelfon terus menerus sampai ada 8x, tapi diriku sangat nyenyak.
Ternyataaaaaa, gunung merapi meletus lebih dahsyat!
Itu terjadi tanggal 5 November 2010.
Diriku hanya bisa terdiam dan menangis sambil melihat bayiku.
Pasrah diri saja!
Beberapa teman datang ke beskem dan memberitahu jangan keluar, karena huajn kerikil.
Diriku hanya bisa terdiam dan menyebut nama Tuhan saja.
Kakak bilang segera mengungsi dari beskem dan bawa bayiku.
Tapi kami kemana lagi?
Memang ada saudara di Solo tapi?
Jalan saja penuh dengan manusia yang hendak mengungsi dan penuh dengan abu benar-benar tidak bisa melihat apa pun, juga hujan kerikil!
Paginya sudah niat ke Solo saja, tapi tiba-tiba kakak menelfon lagi dan bilang pulang sekarang ke Bandung.
Tanpa pikir panjang, diriku, bayiku, adik sepupu dan pacarnya langsung cabut ke Bandung jam 14.00 wib dan pada saat meninggalkan Yogyakarta ternyata gunung merapi meletus lagi!
.....................
Biasanya perjalanan Yogyakarta – Bandung hanya 8 jam, tapi berhubung begitu penuh abu vulkanik selama di jalan perjalanan ditempuh selama 13 jam.
Selama perjalanan hanya diriku yang menyetir yang lainnya tidka bisa menyetir.
Dengan kecepatan 40 km/jam, karena di jalan juga hujan.
Sewaktu di nagrek tepat pukul 03.00 wib tiba-tiba mobil tidak mau jalan.
Tuhan, ada apalagi ini ?!?
Kami semua panik, karena pas ditanjakan, bayiku juga terbangun dan menangis.
Kami hanya bisa berdoa, selang beberapa menit akhirnya mobil jalan juga.
Sampai di Bandung sudah subuh, dan disambut dengan sukacita oleh keluargaku.
Puji Tuhan, sampai dengan selamat walaupun diriku sangat letih sekali.
Bangun pukul 08.00 wib dan memandikan bayiku.
Diriku hanya menghela nafas, ternyata kepala bayiku ada kaca menusuk walaupun hanya kecil.
Hanya mampu berdoa.
Berdoa terus.
Kuingat bahwa abu vulkanik kemarin mengandung kaca silika.
Tuhan, kehendakMu jadi.
Yang penting kami selamat.
Hari demi hari akhirnya sembuh dengan telaten kubersihkan terus.
Bayiku juga senang di Bandung karena ada kedua keponakan yang masih kecil-kecil jadi ada teman bermainnya.
Selamatkan juga orang-orang yang di Yogyakarta, beri mereka ketabahan ya Tuhan.
Ditampilkan sebanyak : 1661