Aku baru menyadari bahwasanya bayiku sudah bisa merasa cemburu, protes atau bahkan bereaksi tiba-tiba. Minggu kemarin aku, kakak dan adikku berkunjung ke rumah sepupuku yang baru saja melahirkan. Sepulangnya dari sana kami bercerita tentang adek bayi pada ibuku. Diruang tengah itu ada aku, ibuku (nenek), adikku (tante) dan Qilla yang sedang asyik menonton tv. Kami membahas si kecil Azan (anak sepupuku) dengan serius. Nampaknya cerita yang sedikit panjang itu membuat Qilla cemburu, dia merasa bosan menonton tv, dia merasa dicuekin, tidak diajak bercanda ataupun digodain. Sesaat kemudian Qillapun berteriak, menangis keras sejadi-jadinya. Kami sampai terkejut. Terkadang disaat ayah ibuku sedang bicara (Qilla digendong ayahku), Qilla berteriak kencang. Sepertinya cucu pertama ibuku ini protes karena tidak diajak bercanda.. hohohooho…
Hal serupa juga terjadi, saat Qilla digendong nenek. Aku sedang asyik makan siang, tiba-tiba terdengar suara tangis Qilla yang melengking. Aku segera keluar rumah dan bertanya pada ibuku, “Qilla kenapa nek?”, “Apa Qilla mau minum?, tanyaku lagi. Ibuku hanya mengedipkan mata sambil mengeyong-eyong Qilla agar suara tangisnya sedikit mereda” Cup..cup..cup sayang…”, katanya. Kali ini suara tangisnya sedikit lebih panjang dari biasanya, aku tidak bertanya lagi sampai Qilla benar-benar sudah tidak menangis.
“Tadi itu nenek susi sedang bicara dengan orang lain, mungkin karena terlalu keras Qilla kaget. Nangis deh…”, begitu cerita ibuku. Oalaah, sepertinya Qilla bayi yang sensitiv. Dia merasa dibentak atau dimarahin oleh orang yang ada didekatnya, padahal hanya mengeluarkan suara yang sedikit lebih tinggi. Itu pelajaran berharga buatku, bahwasanya sebagai ibu baru aku diajarkan untuk bernada lembut, mengasihi dan selalu memperhatikan Qilla.. makasih Qilla-ku.
Ditampilkan sebanyak : 829