“Assalamualaikum… adek Qilla yes yees..”, begitu teriak adikku setiap kali dia mau masuk rumah sepulang kerja. Tidak peduli Qilla sedang tidur ataupun terbangun, tante selalu berkata “Adek Qilla yes yes.. adek Qilla no..no..no..noo…”. Target utama tante adalah kaki Qilla yang ginuk-ginuk, diapun segera mencium kaki Qilla sambil berkata, “Ooh.. Ayam guring nii…(dengan logat upin ipin)”, terang saja Qilla yang sedang asyik mik asi merasa terganggung. Segera dia menggerakkan kakinya hingga menempel di hidung si tante.”Aduh, dek Qilla ni…”, teriak adikku.
Usai mandi setiap pagi, si tante sudah stand by menunggu Qilla. Tante selalu ingin menggendong Qilla yang sudah wangi itu. Dia akan mengajak dek Qilla jalan-jalan melihat sawah, maklum rumah nenek memang didepan sawah. Tapi sawah milik orang heheehhee…
Kalau sudah digendong, tante akan konser. Lagunya bisa berawal dari topi saya bundar, abang tukang bakso, cicak-cicak didinding dan banyak lagi, pokoknya sampai satu album. Jika sudah begitu, Qilla bisa bobok. Terkadang dimalam hari, jika Qilla belum tidur, tante akan mengajaknya bermain, belajar membaca doa ataupun mengaji. Alhasil, Qilla pun ikut mengeluarkan suara. Bahkan saking semangatnya Qilla bersuara itu membuatnya cegukan..
Qilla sudah mulai paham, bahwasanya jika ada yang memakai selendang itu brarti saatnya digendong. Diapun sangat aktiv karena kegirangan. Nah, terkadang tante usil. Tante memakai selendang, lalu tangannya terbuka,seperti mau mengajak Qilla. Qillapun senang, tapi tante berkata, “Eh nggak jadi.. ga jadi gendong Qilla deh…”. Mendengar hal itu Qilla seperti mengerti bahwasanya dia dibohongin, Qillapun berteriak. Nenek tertawa terbahak-bahak. Aku yang baru saja keluar dari kamar mandi bertanya apa yang terjadi. Setelah diceritakan baru aku mengerti. Akupun mengingatkan tante agar jangan terlalu sering menggodanya seperti itu, karena menurutku mempermainkan perasaan anak kecil itu tidaklah baik..
Ditampilkan sebanyak : 845