Assalamu Alaikum Bunda, Ni kisah 2 tahun lalu,baru aku input...
Aku menikah di usia 24 tahun, tepatnya Maret 2008. Pada waktu itu aku masih sibuk-sibuknya di bangku kuliah, mengejar target penyelesaian akademik yang sebenarnya sudah lewat (tahun ke-7). Dalam kondisi seperti ini, mengambil peran sebagai mahasiswa yang super sibuk (kebetulan aku juga aktif di sebuah Lembaga Dakwah di kampus) sekaligus menjadi Ibu Rumah Tangga yang wajib mengurus suami dan rumah, sungguh menyita begitu banyak waktu, bahkan sulit rasanya mengatur waktu kapan bisa bersantai bersama suami sebagai pasangan yang baru menikah...kapan harus serius dengan tugas akademik yang menumpuk, belum lagi pekerjaan rumah yang menggunung...Yah...itulah kodratnya sebagai wanita (ibu)...memang berat...makanya Allah telah menjanjikan banyak keutamaan bagi seorang ibu, bahkan derajatnya 3 kali dari seorang ayah. Janji itulah yang membuat aku tetap semangat menjalani semuanya.
Di tengah kesibukan menyelesaikan studi di bangku kuliah, yang terkadang menyita lebih banyak waktu, dari pagi sampai sore...sampai-sampai pulang ke rumah dalam keadaan sudah sangat lelah...aku harus menyelesaikan pekerjaan rumah lagi..Meskipun demikian bukan berarti kewajiban sebagai istri terlupakan. Sebagaimana pasangan baru lainnya, aku dan suami juga sangat berharap segera memiliki momongan, sebagai lambang pernikahan kami dan sekaligus sebagai penyempurna diri ini sebagai wanita, bisa melahirkan keturunan...Enam bulan berlalu,aku belum hamil namun aku masih santai mengingat target penyelesaian studi semakin mengejar.
Satu tahun telah berlalu...aku mulai resah.."Kenapa aku belum hamil2 juga...?",padahal saudara2ku yang lain sebulan setelah menikah sudah positip hamil.."Jangan2"...aku mulai berfikiran macam2.Apalagi keluarga dari suamiku selalu menanyakan tentang kehamilanku.Kalau keluarga dari pihak aku sih ga masalah, mereka bahkan menyuruhku untuk menunda kehamilan dan menyelesaikan kuliah dulu.Untuk menjawab keresahanku aku meminta suami menemaniku periksa ke dokter kandungan, untuk mengecek apakah ada kelainan dalam rahimku. Hasilnya...dokter mengatakan rahimku baik2 saja. Saat itu aku pun bersangka buruk terhadap suamiku...ditambah lagi keluarga juga berfikiran demikian...
Suamiku memiliki umur 19 tahun lebih tua dari umurku. Dia terlambat menikah karena kesibukan bisnis, bahkan setelah menikah pun waktunya banyak keluar kota.Aku sempat berfikir..."apakah suamiku terlambat menikah karena...???" Astagfirullah...segera kupalingkan fikiran itu dari kepalaku..dan bersangka baik mungkin karena kami sama2 sibuk, selalu lelah, ditambah mungkin stres dengan tugas masing2.
Bulan demi bulan kulalui dengan penantian yang aku sendiri ga tahu kapan terjawab...setiap bulan aku selalu cek sendiri kehamilan dengan tespack, hasilnya selalu negatif (-) meskipun haid selalu telat 1 pekan bahkan s/d 2 pekan...Aku tetap bersabar dengan penantian panjangku dan berusaha mengalihkan pertanyaan2 serta omongan orang2 sekitar.
Agustus 2009, Alhamdulillah aku telah berhasil menyelesaikan studiku di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Makassar dan menyandang gelar Sarjana. Lega rasanya...satu tugas telah terselesaikan...Sepekan kemudian, masuk Bulan Ramadhan...Ini adalah Ramadhan kedua yang kulalui bersama suamiku. Artinya sudah hampir 2 tahun kami menikah, aku belum hamil juga...Ramadhan kulalui dengan alhamdulillah kondisi badan sehat sehingga ibadah ga terganggu.
5 hari lagi Idul Fitri..."aku kok belum haid??puasa lancar...Tapi kan sudah biasa begitu, telat haid sampai 2 pekan",pikirku.Aku memutuskan untuk tidak cek kehamilan kali ini.Entah berapa buah tespack terbuang ke tong sampah tiap bulanya tapi hasilnya negatif(-)...suamiku pun mengatakan "ga usah tes, kalau ga haid sampai Idul Fitri, mungkin kamu hamil". Yah udah...aku dan suami sepakat ga ada cek2 kehamilan bulan ini...
Tiba2 aku dikejutkan dengan bercak merah kecoklatan pada pakaian dalamku sewaktu aku ke toilet untuk berwudhu. Aku batalkan puasaku...Kembali aku merenung..."Ya Allah, kapan aku hamil?sekarang aku haid lagi..." 3 hari berturut2 bercak itu ga banyak, padahal biasanya kalau aku haid hari pertama selalu lancar...Aku pun merasa ada kelainan dengan diriku. Pagi hari aku ga bisa lihat mentari pagi dan mengantuk sampai matahari meninggi.Ada teman yang mengatakan padaku, biasanya kalau ada bercak begitu positif hamil. Akhirnya aku tes lagi dengan menggunakan tespack. Dengan jari2 gemetaran kucelupkan batang tespack pada wadah berisi urine pertamaku pada pagi harinya. Alangkah terkejutnya diriku,mataku tertuju pada garis merah jambu 2 buah di ujung batang tespack.Aku hamil...Alhamdulillah Ya Allah...Engkau telah mengabulkan doa2ku...
Blog belongs to group
Edit blog
Ditampilkan sebanyak : 1021