Sejak usia 5 bulan, Qilla belajar makan dengan bubur instan ataupun buah pisang yang dihaluskan teksturnya. Tidak banyak porsinya, hanya untuk mengenalkan rasa saja. Saat itu tidak ada kendala dalam fesesnya. Masih seperti biasa pupnya. Sehari kadang sekali kadang juga 2 kali. Mendekati usia 6 bulan, Qilla tidak mau makan bubur instan. Dia menyukai buah pisang yang dihaluskan, atau campuran buah wortel, apel & pir yang direbus. Terkadang juga makan bubur jagung manis yang kubuat sendiri atau sekedar mencicipi rasa puree kacang polong yang sedikit membuat dia Eghhh… eneg mungkin ya..
Tiba-tiba sudah hampir 5 hari Qilla tidak pup. Saat itu tanggal 8 maret 2011, Qilla imunisari HIB. Sepulang dari dokter itulah, tiba-tiba dia merasa kesakitan dan sedikit mengejan. Lambat laun tangisnya semakin menjadi-jadi. Seisi rumah tambah panik, tante dan kakek pun pergi ke apotik untuk membeli microlax. Obat pencahar untuk buang air besar. Kasihan sekali, Qilla sangat berusaha keras untuk mengeluarkan fesesnya yang sudah 5 hari itu. Akhirnya dengan bantuan obat pencahar tersebut, Qilla bisa pup. Setelah beberapa hari kembali normal, Qilla pun mengalami hal yang serupa. Tidak pup selama 4 hari membuatku bertanya pada dokter anak via sms. Dan dokter Karel pun menyarankan untuk memberikan Lacidofil 1 kapsul setiap hari.
Senangnya, sejak saat itu Qilla pupnya normal. Akupun mulai mengajarkan pada Qilla untuk memberitahu jika dia mau pup. Kubilang, “Dek.. kalo mau ee’ bilang bunda ya.. adek bilang eeeee’’! gitu ya dek..”. Meski belum bisa bicara, kurasa Qilla mengerti apa maksudku.
Ini sudah ketiga kalinya Qilla pup di kamar mandi. Lucunya, ekspresi Qilla waktu mau mengejan sambil bilang “eeee’!!”… aku berkali-kali bertanya pada Qilla, “adek mau e e’? kalo mau e e’ bun bawa kekamar mandi ya.. e e’ disana…”. Sebab sudah berkali-kali terjadi, waktu Qilla bilang eee’… langsung kubawa ke kamar mandi, ternyata Qilla ga pup.
Jika ekspresinya tegang, perutnya seperti menahan sesuatu itu adalah tanda-tanda Qilla mau pup dengan disertai suara mengejan. Akupun segera membawa Qilla ke kamar mandi. Disana aku berkali-kali mengajari Qilla mengejan.
Kalau fesesnya belum keluar aku semangati dia. “Ayo dek bilang eeee’ lagi, dek Qilla bisa kok… “, kataku.
Jika sudah keluar aku bilang padanya, “Dek Qilla pinter deh.. ayo eee’ lagi sampai abis ya…”.
Pabila fesesnya sudah tidak keluar lagi, aku bilang pada Qilla, “kalo ga e e’ lagi, kakinya diayun-ayun..”
Nah jika kakinya sudah diayun-ayun, aku segera membersihkan pantatnya yang mungil itu. Ku bilang pada Qilla untuk pegangan yang kuat. Dengan berdiri sedikit membungkuk, Qilla memegang pahaku. Tangan kananku memegang gayuh, tangan kiriku membersihkan pantatnya. Lalu kubalik badannya, dan kubersihkan juga bagian depannya. Air dingin itu membuat tubuhnya segar. Setelah bersih semua, kupakai handuk kecil untuk mengeringkan pantat dan kakinya. Karena kebanyakan Qilla pup jam 03.30 (pagi sekaliii deh) maka akupun tidak lupa memberi minyak telon pada perutnya agar senantiasa hangat kembali.
Namanya juga bayi masih usia 6+ bulan. Pelajaran Pup ke kamar mandi tidaklah harus setiap hari. Terkadang juga Qilla pupnya langsung di diapernya. Kebanyakan karena nenek tidak tahu Qilla mengejan. Tahu-tahu udah bau aja hehehheee…
Akhir-akhir ini sepulang kerja, pertanyanku selalu “Dek Qilla da e e’..?”. Nenek sampai bilang, “ e e’nya terus yang dipantau…” hmmm namanya juga anak pertama. Rasanya aku senang sekali bisa mengajari anak pup dikamar mandi.
Ditampilkan sebanyak : 935