Eforia masyarakat tentang khasiat susu kambing yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, memang sangatlah menggembirakan. Disaat biaya pengobatan yang sangat tinggi ditambah bayang-bayang resiko efek samping mengkomsumsi obat-obatan kimia terhadap organ tubuh yang lain bukanlah isapan jempol belaka
Namun memilih susu kambing sebagai alternatif pengobatan berbagai macam penyakit bukan tanpa resiko. Maka dari itu ke hati-hatian dan ketelitian sebelum membeli menjadi syarat mutlak bagi calon pembeli, jangan hanya terpaku pada kemasan, tampilan, rasa dan murahnya saja suatu produk yang dijual peternak, distributor ataupun agen susu kambing
Ada beberapa kandungan residu (sampah) yang perlu diwaspadai :
1. Kadar Residu Mikrobiologi
Perlu diketahui bahwa dalam semua susu kambing segar (fresh) tidak akan terhindar dari bakteri, karena susu dihasilkan oleh binatang hidup yang didalam tubuhnya hidup jutaan bakteri sebagaimana dalam tubuh manusia pun mengandung jutaan bakteri baik yang menguntungkan/bermanfaat maupun yang berbahaya. Hal tersebut hanya dapat diketahui melalui uji laboratorium untuk mengetahui jumlah dan jenis bakteri yang terkandung.
Mengingat tingginya biaya uji laboratorium tidak semua peternak kambing perah punya kemampuan untuk mengujikan hasil produk susunya ke laboratorium. Padahal standar nasional Indonesia (SNI) No. 7388 tahun 2009 menyatakan bahwa standar maksimal bakteri yang terkandung pada susu fresh berjumlah 1.000.000 per ml
Namun masyarakat tidak perlu khawatir karena indikator awal susu kambing tersebut mengandung bakteri yang lebih rendah dari standar SNI dapat diketahui melalui aromanya. Bila Aroma yang tercium pada susu kambing sangatlah sedikit bahkan hampir tidak ada, ini pertanda kebersihan lingkungan dan kehigenisan peralatan kandang telah dijaga dengan ketat. Mengapa demikian ? karena susu sangat peka dan mudah menyerap bau lingkungan sekitarnya, maka jangan heran bila aroma kandang pada susu akan tercium bau menyengat ketika kebersihan kandang kambing tidak maksimal
2. Kadar Residu Antibiotika / Kimia
Sebagaimana kita ketahui kualitas susu yang baik dihasilkan oleh hewan ternak yang sehat, sehingga seluruh peternak berupaya agar binatang peliharaannya terjaga kondisinya. Selain menjaga kebersihan kandang, sumber pakan dan nutrisi juga merupakan hal yang tidak boleh luput dari perhatian, bila sumber pakannya tidak diperhatikan dengan baik maka hal tersebut akan berdampak langsung pada kesehatan hewan ternak. Namun terkadang peternak memberikan obat-obatan kimia kepada kambing yang sedang laktasi agar tetap sehat dan susunya bisa dijual belikan
Walaupun Standar Nasional Indonesia Indonesia (SNI) No. 01-6366 tahun 2000 memberikan toleransi kandungan kimia pada susu kambing fresh sebesar 0,1 mg per ml, Namun alangkah baiknya penggunakan antibiotika pada hewan ternak bisa dihindari, sebagai alternatifnya dapat menggunakan bahan obat-obatan dari alam (herbal), guna meningkatkan kesehatan hewan ternak terutama yang sedang diperah.
3. Kadar Residu Logam Berat
Selain bakteri dan bahan kimia yang harus diperhatikan, logam berat adalah termasuk residu berbahaya yang seharusnya tidak terdapat pada susu. Zat ini tidak akan bisa meghilang walaupun susu tersebut dimasak mendidih hingga suhu diatas 100 derajat. Mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 7387 tahun 2009 mencantumkan standar ketat hingga 0.02 per mg/kg terutama untuk logam berat berjenis Timbal/Plumbum (Pb).
Plumbum/Timbal adalah logam berat yang terdapat pada polusi udara tinggi, yang bersumber dari asap kendaraan bermotor, tingginya polusi udara dapat langsung merusak paru-paru manusia maupun binatang. Bagaimana Logam berat berjenis Timbal bisa masuk ke dalam susu kambing ? hal ini disebabkan karena hewan ternak telah mengkonsumsi rumput yang sudah terkena polusi udara seperti rumput yang berada di sekitar pabrik atau dipinggir jalan.
Efek paling yang jelas terlihat bila mengkonsumsi susu yang mengandung Timbal (polusi tinggi) dalam jangka panjang adalah gangguan fungsi ginjal, maka tidak heran bila orang yang sedang mengalami gangguan ginjal dilarang oleh dokter ahli penyakit dalam untuk mengkonsumsi semua jenis susu baik bubuk maupun cair
Kekhawatiran terhadap kandungan 3 point diatas bukanlah alasan bagi kita untuk kemudian meninggalkan konsumsi susu kambing yang sudah banyak membantu proses penyembuhan banyak orang. Namun artikel ini bertujuan untuk peningkatkan kualitas susu kambing dilevel peternak dengan sikap kiritis konsumen, Adapun caranya adalah menyarankan peternak untuk melakukan uji laboratorium hasil produksi susunya sebelum dijual kepada pelanggan.
Kami yakin masyarakat Indonesia semakin lama semakin cerdas. Sehingga dapat memilih yang terbaik bagi mereka agar tujuan yang baik, betul-betul mendapat manfaat yang baik dari mengkonsumsi susu kambing (ditulis oleh : Ridwan Munir : www.susukambingorganik.com)
Ditampilkan sebanyak : 1298