SITE STATUS
Jumlah Member :
253.413 member
user online :
1368 member
pageview's per day :
Over 100.000(!) page views
Kalkulator kesuburan
Masukan tanggal hari pertama bunda mengalami menstruasi

Blog -- PENGALAMAN KAMI hunting alat "NICU"



Blog posted by

PENGALAMAN KAMI hunting alat "NICU"


Blog posted on 19-02-2013

Tiga minggu lalu istri adik saya melahirkan bayi kembar Prematur 8 bulan, keduanya dibawah 1,5 kg, yang ternyata bermasalah dengan perkembangan paru2 belum sempurna, sehingga mengalami kesukaran bernafas, malah yang satunya belum bisa bernafas spontan. menurut  rumah sakit bersalinnya untuk menyelamatkan ke duanya harus pakai alat bernama NICU, maka di hunting lah si NICU ini via telpon oleh suster, alat NICU terdekat ada di sebuah Rumah Sakit Swasta kelas atas di cileungsi, itupun cuma satu alat yang kosong, lalu


"berapa biayanya suster?"


"Lima juta sehari, pak"..HAAA? alat apaan tuh mahal amat??


"Emang mahal pak, makanya gak semua rumah sakit punya"


."Rumah sakit lain masih ada gak NICU nya suster, kalau bisa yg pakai ASKES (maklum Pegawai negri)?"


" Penuh semua pak, ada juga di Harapan Kita, kemungkinan pagi ini ada yang mau keluar, tapi belum pasti" (saat itu jam 1 malam)


"Berapa hari pakai alat ini,  2-3 hari??"


"Tidak pasti, tapi umumnya sampai berat badan bayi mendekati 2 kg"


." 2-3 minggu ??..." Tidak Pasti pak"


 


...maka menangislah adik saya.


 


" Lima juta kali 2 bayi, 10 juta perhari ,berapa lama aku mampu membiayai NICU nya? itupun NICUnya baru ada 1 (unit)" sambil bercucuran air mata.


 


Kami membesarkan hati nya "Udah, cepetan masukkan dulu yang satu,jangan sampai terlambat, emang brapa lama sih bayi bisa tahan gak nafas? masalah uang bisa di cari, tapi nyawa gak bisa dicari"..


 


Jadilah bayi yang "kakak" di bawa segera ke RS. Swasta kelas atas di Cileungsi dengan ambulans. Di RS tersebut, ambulans sampai duluan..lalu susternya (dari Rumah sakit Bersalin)  telpon kami


" Bu, kami sudah sampai di sini, tapi bayinya belum bisa masuk NICU"


"Lha, Kenapa suster, katanya bayi nya gak bisa nafas? kan harus segera??"


" Administrasinya belum di urus , Bu" ..Masya Allah..


"ini kami masih dijalan suster, gak biasa apa masuk dulu aja apa, pasti kami bayar kok"


"katanya administrasinya di beresin dulu, bu"


Maka Naik pitamlah saya .." Suster, kalo sampai kenapa-kenapa dengan bayinya, demi Allah , saya tuntut itu rumah sakit sampai bangkrut, coba aja !!"


"Ibu bicara aja dengn suster di rumah sakit ini ya" ..lalu saya bicara dengaN susternya dengan nada marah "Keluarga saya sedang menuju kesana suster, pasti kami bayar kok, bisa gak dia masuk dulu aja, kalau sampai terlambat bagaimana?"


" Sedang di observasi dulu Bu".."Lha, Observasi gimana, kan dia katanya gak bisa nafas?"


" Bisa kok Bu, dia masih bisa nafas spontan, ibu tenang aja"


.. saya gak tau mana yang benar, menurut suster RS. Bersalin bayi ini belum bisa nafas spontan makanya harus segera di tolong, dan belum bisa masuk NICU karena belum beresin biaya administrasi.


 


Lalu demi nyelamatkan nyawa si \'adek" jam tiga malam itu juga kami ke RS.Harapan Kita, untuk memastikan NICU yang katanya akan "kosong" pagi ini, sambil telpon ke beberapa rumah sakit..dan penuh semua. di Harapan Kita, memang  disampaikan bahwa harus dari Rumah sakit Bersalin nya  yang minta rujukan ke Harapan Kita tidak bisa keluarga yang langsung datang, "Ibu, bilang ke  suster disana supaya telpon ke sini, nanti kalau tempatnya kosong pasti bayi itu bisa masuk" kurang lebih begitu kata petugasnya, Oke lah, tapi kami tetap tidak beranjak dari Harapan Kita untuk memastikan bahwa jika NICU nya kosong memang si "adek" bisa masuk, gak keduluan orang lain, sepertinya NICU ini barang langka dan jadi rebutan. Siang hari kepastian si Adek bisa masuk NICU pun datang lah, kami diminta isi formulir dan di situ kami infokan bahwa ini pasien ASKES. (Sebelumnya secara lisan juga sdh kami sampaikan status ASKES nya). 


 


Menurut saya di Harapan Kita pelayanannya bagus, tidak bertele-tele, meski pasien ASKES, bayi nya di observasi sebentar, lalu langsung di bawa ke ruang NICU dan segera di tangani. kami DP 5 juta dulu, meski pasien ASKES boleh DP 3 hari kemudian. Sambil nahan tangis adik saya meminta ke dokternya supaya kalau ada NICU kosong lagi, si kakak bisa dipindah saja bergabung dengan kembarannya, dokternya mengatakan "tenang aja Pak, kami prioritaskan untuk bayi kembar supaya bisa bersama-sama di rawat"..ternyata benar, begitu ada yang kosong si Adek bisa segera di pindahkan, kami menambahkan DP lagi 5 juta untuk si Adek. Mereka berdua di rawat di NICU selama 2-3 minggu, untuk pasien ASKES memang tidak banyak tambahan biaya lagi sampai mereka keluar. Alhamdulillah. Tetapi saya dengar untuk pasien non ASKES, biaya NICU dan lain-lainnya ( di harapan Kita) bisa mencapai 3 juta an per hari, artinya satu bayi siap-siap lah sedia dana sekitar 100 jutaan. hiks.


 


So far, kami berterimakasih pada suster dan tim dokter yang merawat bayi kembar adik kami, tidak ada perbedaan perlakuan antara bayi AskEs dan Non Askes yang kami rasakan selama mereka dirawat disana. Si Kakak" baru saja di perbolehkan pulang hari Sabtu lalu. Semoga bayi lain bisa seberuntung kedua bayi kembar keluarga kami. Amiin.


Kami ikut merasakan kesedihan keluarga bayi Dera, pada saat di Rumah sakit Bersalin tersebut, kebetulan ada juga lahir seorang bayi prematur yang butuh NICU, tetapi karena yg ready saat itu NICU Rumah sakit swasta yang mintanya 5 jutaan per hari, si bapak tidak sanggup, mereka pasrah melihat bayinya dibantu nafas dengan alat semacam pompa oleh suster, tapi sepertinya tidak berhasil,  lalu pelan-pelan wajah si bayi membiru, lalu dia pun pergilah menghadap Khaliknya. Si bapak tersedu-sedu di sebelah bayinya. sungguh sedih ketika ketiadaan biaya (padahal alatnya ada) membuat seorang Ayah tak berdaya memperjuangkan keselamatan anaknya.



Semoga jangan ada DEra yang lain. Amiin, Hiduplah  Negriku Indonesia yang kaya dan makmur bebas korupsi.



Ditampilkan sebanyak : 6114

Tolong beritahu kami apa pendapat Anda tentang blog ini


Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman
 
bunda ariz's blog :