Cerita ini aku persembahkan untuk seluruh bunda yang ada di dalam forum info bunda.

Berawal pada saat kelahiran putri pertamaku di usia kandungan 8 bulan 2 minggu. Putri kecilku lahir dengan Berat 3,1kg dan panjang 46cm. Tak sedikitpun kulihat seluruh anggota tubuhnya ada yang cacat ataupun kurang. Bahagianya hatiku pada saat itu. Penantian panjang ku bersama suami tercinta pada saat proses persalinan akhirnya sukses. Dari jam 6 sore tanggal 13 desember 2013 sampai dengan jam 04 pagi 14 desember 2013 lahirlah putri kecilku.

Aku memilih tetap beristirahat di RS tempatku bersalin sampai usia anakku 3 hari. Tepat di usia ke 2 hari, mata anakku bisa terbuka walaupun tidak terlalu lebar. Disitulah aku mengetahui bahwa mata kiri putri ku terlihat ada selaput putih yang menutupi seperdelapan bagian hitam matanya.

Rasa sedih, cemas dan khawatir meliputi perasaan ku. Bagaimana tidak, peri kecilku keadaannya seperti itu. Akhirnya aku melakukan konsultasi intensif dengan dokter anak ditempat aku bersalin. Dokter anak itu menyarankan aku untuk melakukan test darah kepada peri kecilku untuk mendeteksi adanya virus yang bersarang pada tubuh peri kecilku.

Dengan perasaan khawatir dan perasaan tidak tega, peri kecilku akhirnya menjalani rangkaian test darah untuk mendeteksi ada atau tidaknya virus rubella/toxxo/cmv/hsv yang bersarang ditubuhnya.

 

Pada saat itu hatiku sangat sedih sekali. Aku dan suamiku berusaha kuat dalam menghadapi cobaan hidup kami yang dititipi Allah melalui buah cinta kami.

 

Doa selalu kami panjatkan kepada Allah SWT setiap saat disertai dengan harapan kami kepada putri kami. Tepat usia putri ku 4hari, putriku mengalami dehidrasi sedang dan seluruh badannya berubah warna menjadi warna kuning.

Akhirnya kami larikan putri kecil kami ke RS untuk mendapat penanganan lebih lanjut dari dokter ahli. Sampai di rumah sakit, putri ku tidak bisa menjalani serangkaian tindakan medis dikarenakan stamina tubuhnya yang makin menurun. Putriku tidak bisa diinfus. setiap dicoba untuk dimasukan jarum infus ke tangannya, selalu gagal.

 

Aku hanya bisa berdoa dan berderai air mata, aku rasanya pada waktu itu ingin sekali menggantikan posisi putriku.

Putriku akhirnya masuk inkubator dan di rawat secara khusus dan intensif oleh suster di bagian perina.

Selama 4 hari 3 malam putriku dirawat akhirnya, tiba pada hasil final dari RS yang menyatakan bahwa putriku dengan selaput putihnya adalah kelainan mata dan menurut dokter fungsi penglihatannya hanya 60%.

Sedihnya kala itu aku mendengar vonis yang di ucapkan dokter.

Aku pun tidak putus asa, aku mencoba berkonsultasi dengan dokter khusus tumbuh kembang anak dan hasilnya anakku harus di periksa di RSCM kirana (khusus mata) oleh professor mata disana.

Aku terus berusaha untuk membuat janji dengan professor itu dengan segala macam cara, dan pada akhirnya anakku bisa diperiksa langsung oleh sang professor di RSCM kirana.

Anakku pada saat di bawa ke RSCM kirana usianya masih 2 bulan. Ditemani dengan suami dan ibuku, aku mencoba dan terus mencoba segala macam cara untuk menyembuhkan mata anakku.

Lagi-lagi, oleh professor mata di RSCM anakku di vonis tidak bisa melihat secara sempurna dan harus di operasi mata.

Rasanya pada saat itu, mental ku down dan rasa sedih semua campur aduk jadi 1. Aku menangis semalaman meratapi nasib ku yang diberikan cobaan seperti itu.

Tapi dengan sabar dan ikhlas aku dan suami berusaha bangkit dan meyakini bahwa semua cobaan yang diberikan oleh Allah untuk kami, adalah tidak melebihi kemampuan kami.

 

Saya dan suami terus mencari jalan untuk kesembuhan putri kecil kami.

Sampai lah pada 1 jalan yang terbuka lebar untuk kesembuhan putri kami adalah di obati secara herbal oleh tabib yang biasa dipanggil UYUT.

Melalui UYUT, Allah memberikan jalan kesembuhan untuk putri kecilku.

Dan Alhamdulillah sekali, putriku sekarang sudah bisa melihat normal mata kanan dan kiri nya walaupun terdapat selaput berwarna putih

 

Aku sangat bersyukur sekali atas kehadirat Allah SWT yang selalu ada untuk umatnya

Blog belongs to group
Edit blog