Sudah harapan orang tua agar anak yang dibesarkannya menjadi anak pintar dan bermoral. Namun masih banyak orang tua yang karena terlalu fokus untuk melatih daya pikir anak kemudian melupakan bahwa anak juga membutuhkan dunia bermain dan bergaul dengan rekan sebayanya. Apalagi di era sebuah ijazah adalah yang sangat dibanggakan seperti sekarang, bukan hal yang aneh seorang anak berumur 10 tahun berangkat sekolah jam 7 pagi hingga jam 3 sore kemudian dilanjutkan dengan les hingga malam hari. Lalu dimana jatah mereka untuk bermain?
Bermain = Membuang Waktu?
Diluar itu, keberadaan mainan pun kemudian dianggap sebagai hal yang membuang-buang waktu saja, padahal sudah banyak berita yang menjelaskan bahwa banyak permainan yang dapat melatih daya pikir anak seperti disini, juga berita tentang pemerintah lebih ketat mengawasi kualitas mainan yang beredar di pasaran agar para orang tua merasa lebih aman dengan mainan yang anak mereka mainkan.
Kemudian, jika dilihat lebih baik, hampir semua mainan bisa saja orang tua gunakan sebagai bahan edukasi untuk anak. Misalnya saat anak anda bermain mainan mobil-mobilan, kemudian anda tanyakan ada berapa roda mobilnya, ada berapa jendelanya, atau mengapa ayah menyetir mobil di sebelah kanan. Ini menjadikan dunia bermain anak tetap ada, dan edukasi daya pikir tetap dapat dilakukan oleh orang tua.
Adanya Mainan Edukasi
Apalagi sekarang sudah banyak produk mainan edukasi yang dapat dimainkan dan dengan tanpa disengaja sekaligus mengajarkan anak-anak tentang hal baru yang belum dia pelajari, seperti mainan edukasi yang ini. Mainan edukasi seperti ini sudah harus jadi senjata para orang tua dalam mendidik anak, karena walaupun tanpa bimbingan orang tua pun anak jadi bisa belajar tanpa disadari secara mandiri.
Belajar sambil bermain sudah harus jadi slogan untuk mengasuh anak anda mulai dari sekarang agar dunia bermain dia tidak hilang, namun daya pikir tetap bisa terasah.
Edit blog
Ditampilkan sebanyak : 494